Dulunya warok dikenal mempunyai banyak gemblak, yakni lelaki belasan tahun yang kadang lebih disayangi ketimbang istri dan anaknya.
Memelihara gemblak adalah tradisi yang telah berakar kuat pada komunitas seniman Reog. Seolah menjadi kewajiban setiap warok untuk memelihara gemblak agar bisa mempertahankan kesaktiannya.
Apalagi ada kepercayaan kuat di kalangan warok, hubungan intim dengan perempuan bahkan dengan istri sendiri, bisa menjadi pemicu lunturnya seluruh kesaktian.
Saling mengasihi, menyayangi dan berusaha menyenangkan adalah ciri khas relasi khusus antara gemblak dan waroknya.
Baca Juga: Kemeriahan Festival Bengawan Solo dan Ramadan Fest 2022 yang Diadakan di Taman Sunan Jogo Kali
Kesenian Reog Ponorogo dalam pertunjukannya tidak memerlukan panggung. Pertunjukan dilakukan di sebuah halaman atau lapangan yang relatif luas.
Pertunjukan Reog Ponorogo yang lengkap tersaji dalam beberapa babak. Pada babak pertama, jenis tarian yang muncul adalah jaranan atau jatilan.
Pada babak tersebut kadang-kadang muncul tokoh Penthul-Tembem yang ikut menari dengan gerakan dan melucu. Kemudian muncul prajurit yang menggambarkan latihan perang.