Ahli Gizi dan Jebolan MasterChef Indonesia Bongkar 5 Tips Siapkan Makanan Sehat yang Baik bagi Kesehatan

28 September 2022, 21:15 WIB
Ilustrasi tips menyajikan makanan sehat bagi kesehatan menurut ahli gizi dan jebolan MasterChef Indonesia /Unplash/ Dan Gold

 


MEDIA JAWA TIMUR - Jebolan dari Masterchef Indonesia (MCI) yaitu Puteri dan Brian Ardianto musim kelima dan Aziz Amri dari MCI musim ketujuh membagikan tips praktis makanan sehat.


Dijelaskan bahwa makanan sehat berbeda bagi setiap orang dan semua makanan dapat disebut sehat apabila  mengacu pada prinsip jenis makanan, jumlah makanan dan jam makan.


"Seandainya Anda mengidap hipertensi, berarti perlu menghindari bahan makanan yang bikin tekanan darah meningkat. Itulah yang dinilai sehat bagi Anda,” kata Ahli gizi Puteri Aisyaffa yang dikutip Mediajawatimur.com dari Antara. 

Selengkapnya, berikut 5 tips menyiapkan makanan sehat yang baik bagi kesehatan:

Baca Juga: 8 Tips Tidur Berkualitas di Malam Hari: Hindari Main HP Sebelum Tidur hingga Perhatikan Jam Makan

1. Proses masak singkat, nutrisi akan terkunci


Menurut penjelasan Putri, semakin cepat suatu bahan makanan dimasak, makin maksimal pula zat gizi yang terkandung di dalamnya.


Proses memasak yang singkat atau lama menjadi faktor yang perlu kita pertimbangkan, apabila memasak tumis kangkung hanya membutuhkan waktu yang sebentar saja.


Saat memasak kangkung tinggal oseng sebentar, lalu tambahkan air, masukkan kangkung, kemudian biarkan hingga layu, lalu angkat.

Baca Juga: Cat Tembok Aman Bagi Kesehatan, Ricky Sukono, ACE Indonesia: Pilih yang Gunakan Ulov Karena Bebas Emisi


“Kadang orang memasaknya dalam waktu lama sampai benar-benar lunak, proses memasak terlalu lama akan menurunkan nilai gizi,” ucap Puteri.


“Ketika keluar dari kulkas, suatu bahan pangan itu diproses dengan cara yang cepat dan dihabiskan dengan cepat pula, zat gizi yang diterima oleh tubuh bisa maksimal,” katanya.


Sementara itu, Aziz menyebutkan proses memasak cepat dapat mengurangi risiko zat gizi dalam kandungan makanan menjadi hancur, terbakar, atau menguap.

Baca Juga: Jangan Asal Diet, Ini Tips Penting dari Pakar Agar Tidak Fatal!


2. Persiapan makanan (meal prep)


Semakin segar bahan, semakin baik kandungannya dan juga sebaliknya, jika anda terlalu sibuk sehingga berbelanja sepekan sekali, dapat menyimpan di lemari pendingin agar nutrisinya tetap terjaga.


“Bahan makanan yang tidak langsung dimasak jangan dibiarkan di suhu ruang karena akan mengundang bakteri,” ucap Puteri.


“(Makanan) di suhu dingin bakteri tidak bisa hidup, setidaknya mereka dormant atau pingsan,” kata Puteri melanjutkan penjelasannya.


Menurut Brian, meal prep dapat disesuaikan dengan kebiasaan, jika seseorang terbiasa sarapan dengan menu sederhana seperti roti, tak perlu meal prep yang rumit.

Baca Juga: 10 Daftar Pancake Terbaik di Dunia Versi Taste Atlas, Jajanan Tradisional Indonesia Ini Masuk Nomor 4!


Anda dapat memotong daging sesuai porsi memasak sehingga ketika saat waktunya memasak, cukup mengeluarkan porsi yang sudah disiapkan.


Hal-hal sederhana tersebut dapat membantu mempercepat proses memasak serta mengurangi sampah makanan yang berlebihan.


Meal prep bisa dilakukan setelah belanja dengan memilih menu sederhana yang dipersiapkan untuk dimasak keesokan harinya sehingga lebih cepat.


"Pilihan masakan simpel akan menghemat waktu. Misalnya, oseng sayuran. Proses memasaknya sangat cepat. Biasanya, ketika aku capek, capeknya sekalian saja untuk meal prep,” kata Puteri.

Baca Juga: Tubuh Pendek Belum Tentu Stunting! Ini Ciri dan Penyebab Stunting pada Anak yang Diungkap Ketua BKKBN


3. Mengurangi sampah makanan


Brian bercerita bahwa peserta MCI pernah mendapat sebuah tantangan tentang orang yang paling sedikit menghasilkan sampah pada saat memasak maka menjadi pemenang.


Setiap tahun penduduk Indonesia menghasilkan 13 juta ton sampah makanan yang setara dengan porsi makanan untuk 28 juta orang.


Masakan sisa semalam seperti sayur lodeh yang diberi tambahan potongan kentang kemudian dihaluskan dan menjadi masakan enak dimakan yakni sup krim lodeh.

Baca Juga: Cara Redakan Stres dengan Meditasi Selama 10 Menit, Simak Langkah-Langkah Capai Relaksasi yang Mendalam


Puteri, Aziz, dan Brian juga menyebutkan tentang ugly produce yang tak dilirik orang karena penampilannya tidak menarik. Padahal, sayur yang bentuknya tidak menarik punya kandungan gizi yang sama.

Menurut Puteri, perubahan warna pada brokoli sehingga agak kekuningan, misalnya, tak mengubah nilai gizi secara signifikan.


“Banyak orang membuang pisang yang kulitnya coklat, karena dianggap busuk, padahal pisang sangat matang mengandung antioksidan sangat tinggi," jelas Puteri.

Baca Juga: Pengaruh Buruk Vape Bagi Kesehatan, dan 12 Hal yang Terjadi Pada Tubuh Jika Berhenti Memakainya


4. Makanan lokal lebih keren


Puteri menyampaikan bahwa Indonesia punya beberapa jenis ikan kembung yang kandungan omega 3-nya tiga kali lipat lebih tinggi daripada salmon.


“Makin cepat dipanen, makin cepat dikonsumsi, suatu bahan pangan akan lebih baik bagi tubuh kita, dibandingkan makanan beku," kata Aziz.


Produk impor umumnya dipanen sebelum waktunya, dikemas sedemikian rupa agar nilai gizinya tidak berkurang saat dikonsumsi.


"Hanya tinggal bagaimana cara mengelola ekosistem agar produk lokal bisa diakses masyarakat lokal pula,” kata Aziz.

Baca Juga: Pengobatan MonkeyPox Bisa Gratis atau Tidak? Berikut Penjelasannya


5. Mengubah pola pikir dan perilaku


Aziz menyarankan ketika belanja bahan pangan pikirkan dulu apakah Anda punya waktu dan energi untuk mengolahnya bukan hanya melihat diskon dan promo.


“Kalau tinggal sendiri, biasanya akan banyak sampah makanan, meski harganya murah, jangan beli terlalu banyak sehingga malah akan busuk dan terbuang.” kata Aziz.***

 

Editor: Aimmatul Husna

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler