Sejarah Meugang, Tradisi Lebaran Masyarakat Aceh yang Masih Dilestarikan Hingga Sekarang

- 2 Mei 2022, 15:00 WIB
Meugang tradisi lebaran masyarakat Aceh.
Meugang tradisi lebaran masyarakat Aceh. /bandaacehkota.go.id

Perayaan meugang dilaksanakan Sultan Iskandar Muda sebagai wujud rasa syukur raja menyambut datangnya bulan Ramadan, sehingga dipotonglah lembu atau kerbau. Dagingnya dibagi-bagikan kepada rakyat.

Setelah perang dan masuk penjajah Belanda, tradisi tersebut juga masih dilakukan yang dikoordinir oleh para hulubalang sebagai penguasa wilayah. Begitulah hingga saat ini tradisi meugang terus dilestarikan dan dilaksanakan oleh berbagai kalangan masyarakat dalam kondisi apapun.

Baca Juga: Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya Bisa Dijadikan Destinasi Wisata Selama Libur Lebaran 2022

Meugang sangat penting bagi semua lapisan masyarakat di Aceh. Sesuai anjuran agama Islam, datangnya bulan Ramadan sebaiknya disambut dengan meriah. Begitu juga dengan dua hari raya, yaitu hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Jika pada hari-hari biasa masyarakat Aceh terbiasa menikmati makanan dari sungai maupun laut, maka menyambut hari istimewa yaitu hari Meugang, masyarakat Aceh merasa daging sapi atau lembu yang terbaik untuk dihidangkan.

Dalam tradisi Meugang yang utama adalah daging sapi, namun ada juga masyarakat yang menambah menu masakannya dengan daging kambing, ayam, dan bebek.

Baca Juga: Rekomendasi Wisata di Kota Solo: 3 Lokasi Berikut Ramah Anak, Ada Taman Satwa Taru Jurug

Meugang biasanya dilaksanakan selama tiga kali dalam setahun yaitu dua hari sebelum datangnya bulan Ramadan, dua hari menjelang hari raya Idul Fitri dan dua hari menjelang Idul Adha.

Dalam konteks masyarakat Aceh saat ini, untuk memperoleh daging sapi guna merayakan tradisi Meugang dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda seperti Meugang di Gampong (desa), Meugang Kantor, dan membeli daging di pasar.

Menjelang pelaksanaan Meugang, masyarakat Aceh akan berbondong-bondong menuju pusat-pusat penjualan sapi. Walaupun ada daging impor yang diinisiasi pemerintah pusat yang harganya lebih murah, namun masyarakat Aceh lebih memilih daging sapi lokal untuk keperluan meugang.

Halaman:

Editor: Indramawan

Sumber: Pemkot Banda Aceh


Tags

Terkait

Terkini

x