Ketua Umum MUI Bicara Tugas Media di Bulan Suci Ramadan

5 April 2022, 21:00 WIB
Menurut Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Miftahul Akhyar, media punya tugas mulia selama Ramadan. /MUI

MEDIA JAWA TIMUR - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menekankan di bulan suci Ramadan, media punya tugas dan tanggung jawab menyajikan informasi yang bermanfaat.

Selama puasa Ramadan, ketum MUI berharap media mampu memberikan penayangan yang baik dan bisa dipertanggungjawabkan.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Miftahul Akhyar menyerukan agar tayangan di bulan Ramadhan harus memiliki dampak positif terutama dalam hal beribadah.

Baca Juga: Suntik Vaksin Covid-19 Saat Puasa Ramadan, Batal atau Tidak? Ini Penjelasan Kemenag dan MUI

Pada hari Selasa 3 Maret 2022, dilansir mediajawatimur.com dari mui.or.id Kiai Miftah (Ketua umum MUI) menyampaikan sambutan dalam Halaqah Siaran Ramadhan 1443 H.

“Media yang Anda pimpin memiliki tugas yang penting dan mulia terutama dalam bulan suci Ramadhan” kata Kiai Miftah

Ketum MUI menekankan bahwa sepatutnya momentum Ramadan 2022 harus bisa menjadikan pribadi yang ikhlas. Melepaskan jiwa kita dari selain Allah. Sebab, dengan keikhlasan kita dapat beribadah dengan baik.

Baca Juga: MUI Jatim Tegaskan Vaksinasi Tidak Batalkan Puasa, Berikut Ini Penjelasannya

“Kita jadikan puasa ini sebagai sebuah amanah, sebuah tugas dari Allah, kita sebagai makhluk yang memang diciptakan sebagai khalifah pemakmur bumi ini,” sambungnya.

Media merupakan perantara antara sumber informasi atau pesan (a source) dan adanya penerima pesan atau informasi (a receiver).

Fungsi media secara umum sebagai sarana informasi bagi masyarakat, sebagai sarana untuk menyalurkan ide dan gagasan, sebagai sarana pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Baca Juga: MUI Sebut Shaf Salat Berjamaah Kini Kembali Dirapatkan dengan Tetap Menjaga Kesehatan

Selain itu juga sebagai sarana untuk mendapatkan hiburan, sebagai sarana pengawas sekaligus pengontrol kegiatan sosial, sebagai sarana untuk menyelesaikan keterbatasan pada alat indera, ruang, dan waktu.

Menurut Kiai Miftah hubungan yang terjadi di dunia dengan media massa sudah berlangsung sejak lama.

Perkembangan teknologi dan komunikasi di dunia semakin pesat hal ini dapat mempermudah komunikasi dari satu tempat ke tempat lain.

Baca Juga: MUI Jatim Tegaskan Ritual 'Maut' Kelompok Tunggal Jati Nusantara di Jember Sesat dan Minta Pengikutnya Taubat

Ketum MUI mengutip perkataan Rasulullah yang menyatakan bahwa sesungguhnya penerangan, penjelasan, penyampaian sebuah berita ibarat seperti sihir sangat bisa menarik bahkan membalikan sebuah berita menciptakan sebuah opini yang tidak benar menjadi benar dan sebaliknya.

“Tugas kita adalah membenarkan yang benar,” ujarnya.

Kiai Miftah berharap agar kesempatan ini antara MUI dengan media digunakan untuk memperkuat makna puasa menahan diri yang tujuannya dapat menayangkan tayangan yang baik.

Baca Juga: MUI: Sholat Jumat Bisa Diganti Sholat Dhuhur Ketika Covid 19 Meningkat Lagi

Dengan tayangan yang baik, media akan diuntungkan dengan gairah semangat Ramadan yang dirayakan umat Islam. Sedangkan bagi pembaca/ penonton, akan disuguhkan informasi yang bermanfaat selama Ramadan.

***

 

Editor: Indramawan

Sumber: MUI

Tags

Terkini

Terpopuler