Apa Itu Peringatan Jumat Agung? Berikut Penjelasan dan Refleksinya

15 April 2022, 23:15 WIB
Ilustrasi. Jumat Agung jatuh pada 15 April 2022. Ada refleksi yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan. /Pixabay/geralt

MEDIA JAWA TIMUR - Jumat Agung adalah peringatan atas wafatnya Yesus Kristus yang diperingati pada hari Jumat sebelum peringatan Minggu Paskah.

Jumat Agung tahun ini jatuh pada hari Jumat, 15 April 2022.

Karena Jumat Agung tidak tercatat dengan jelas di Alkitab, ada yang menduga wafatnya Yesus terjadi pada hari Rabu, tetapi lebih banyak yang meyakini terjadi pada hari Jum'at.

Baca Juga: Link Daftar Lowongan Kerja BUMN Lengkap Cara dan Syaratnya, Ada 2700 Kuota Ditutup 25 April 2022

Namun, jika mengacu pada rincian kitab suci yang berkenaan dengan Pengadilan Sanhedrin terhadap Yesus, bahkan analisis ilmiah, peristiwa penyaliban Yesus sangat mungkin terjadi pada hari Jum'at, meskipun tanggalnya tidak diketahui dengan pasti.

Kisah penyaliban yang melahirkan peringatan Jumat Agung tersebut diperkirakan terjadi pada tahun 33 Masehi.

Jumat Agung merupakan momentum di mana umat Kristen dan Katolik melakukan refleksi terhadap kisah penyaliban Yesus untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya.

Baca Juga: Rute One Way dan Ganjil-Genap Mudik 2022, Diterapkan Selama 3 Hari pada 28-30 April 2022

Dilansir Mediajawatimur.com dari artikel yang dipublikasikan Kemenag pada 10 April 2022,  Pendeta Marvel Ed Kawatu, ASN Bimas Kristen, mengajak umat Kristen melakukan refleksi atas peristiwa tersebut yang termaktub di dalam khotbahnya.

Meskipun refleksi yang diberikan Pendeta Marvel tersebut merupakan refleksi tahun 2020, tentu saja relevansinya tak lekang oleh waktu, tak terkecuali pada momen Jumat Agung tahun 2022 ini.

Berikut cuplikan Refleksi Jumat Agung yang disajikan oleh ASN Bimas Kristen Pendeta Marvel Ed Kawatu:

Baca Juga: Biaya Haji 2022 Telah Ditetapkan Pemerintah Naik Jadi Rp39,8 Juta! Ada Peningkatan di Pelayanan Berikut

Saudara-saudara umat Tuhan, peristiwa Jumat Agung adalah peristiwa penyelamatan Allah, melalui “via dolorosa” menjadi bukti pengorbanan Anak Domba Allah untuk menyelamatkan umat manusia.

Kendali dan kehendak Allah seringkali tidak sama dengan kehendak manusia. Berulang kali saudara dan saya merayakan Jumat Agung, Minggu Paskah, rutin dan terbiasa untuk datang ke gereja dengan ibadah bersama.

Kepedihan yang kita alami selama ini bukanlah kepedihan yang sama dirasakan oleh Yesus di kayu salib. Tidak, tidak bisa disamakan.

Baca Juga: Amaq Sinta, Korban Begal yang Jadi Tersangka Kini Ditangguhkan dan Berharap Bisa Dibebaskan Secara Murni

Perbedaan tata laksana ibadah itu disikapi untuk membawa kita kepada perubahan, dari hanya sekedar rutinitas dan kebiasaan kepada pelaksanaan yang terimani dalam ungkapan syukur.

Kita seringkali hanya menjalankan diri secara rutinitas mendengarkan “Firman Tuhan” tapi tidak menjalankannya sesuai dengan kehendak Yesus. Kita biasa-biasa saja beribadah bukan menjadi yang luar biasa.

Baca Juga: 10 Negara Termiskin di Dunia Tahun 2022 Berdasarkan Pendapatan Nasional Bruto Per Kapita Paling Rendah

Kita gampang untuk ‘berubah’ sikap karena tergantung situasi dan kondisi. Sama seperti orang-orang yang tadinya mengeluk-elukan Yesus tapi berubah menjadi mengolok-olokan Yesus.

Implementasi kehidupan Yesus pada peristiwa Kematian-Nya di Kayu Salib atau Jumat Agung membawa kita kepada keyakinan:

1. Kesusahan hari ini tidak dapat menggoyahkan keyakinan iman, tapi dengan kesusahan ini semakin mengetahui ada rencana Tuhan yang tidak dapat dipahami secara lahiriah, hanya dengan iman kita dapat memahaminya;

 

2. Umat Kristen mengubah kehidupannya dari kebiasaan dan rutinitas menjadi sesuatu yang berbeda yang luar biasa dihadapan Tuhan;

Baca Juga: Update Kasus Robot Trading DNA Pro: Rizky Billar, Lesty Kejora, Ello, Billy Syahputra Diperiksa Pekan Depan

3. Nilai spritualitas seseorang bukan dinilai dari pendengaran saja tapi dari perilaku sebagai pelaku Firman;

4. Pengampunan telah berlaku bagi kita dari Yesus Kristus Tuhan kita.

Akhirnya saudara-saudara umat Tuhan, peristiwa kematian Yesus Kristus di kayu salib menjadi lambang titik awal kehidupan baru yang akan bangkit dari diri kita masing-masing, Amin.

Demikianlah pengertian dan sejarah Jumat Agung yang semakin diperjelas maknanya oleh ASN Bimas Kristen Kemenag Pendeta Marvel Es Kawatu.***

 

Editor: Yuliana Kristianti

Sumber: Bimas Kristen

Tags

Terkini

Terpopuler