Penanggulangan Wabah PMK Pada Hewan Ternak oleh Tim Gabungan IKA Unair Sidoarjo dan Berbagai Instansi

- 22 Mei 2022, 07:35 WIB
Penanganan hewan ternak dari wabah PMK olDinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo, FKH Unair, Ika Unair Sidoarjo, FKH Universitas Brawijaya, ratusan tenaga medis, non-medis, serta mahasiswa kedua perguruan tinggi.
Penanganan hewan ternak dari wabah PMK olDinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo, FKH Unair, Ika Unair Sidoarjo, FKH Universitas Brawijaya, ratusan tenaga medis, non-medis, serta mahasiswa kedua perguruan tinggi. /IKA UNAIR Sidoarjo

MEDIA JAWA TIMUR - Sebagai akibat dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang Sidoarjo, hingga Jumat, 20 Mei 2022, total hewan ternak yang sakit mencapai 1144 ekor.

Terdiri dari sakit 673 ekor, mati 22ekor, potong paksa 41 ekor, jual 4 ekor, dan sembuh 404 ekor.

Kondisi ini mendapat perhatian dari Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair), Ikatan Alumni Universitas Airlangga (Ika Unair) Sidoarjo, FKH Universitas Brawijaya, ratusan tenaga medis, non-medis, serta mahasiswa kedua perguruan tinggi ini.

Baca Juga: Wabah PMK! Berikut Ini Panduan Pembelian Hewan Kurban Saat Idul Adha, Cara Pemotongan, dan Pengolahan Daging

Mereka membentuk tim gabungan untuk mengadakan penanggulangan PMK yang digelar di 41 desa pada 16 kecamatan se-Sidoarjo pada Jumat, 20 Mei 2022 lalu.

"Diharapkan bisa membantu para peternak yang saat ini merasakan dampak PMK ini," kata Tony Hartono, Kepala Bidang Produksi Peternakan, Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo yang juga alumnus FKH Unair ini.

Sementara itu, Nurotin, salah satu peternak di Desa Tropodo, Kecamatan Krian mengungkapkan, sapi-sapinya terserang PMK saat Hari Raya Idul Fitri 2022 lalu.

Ternaknya yang mati ada 4 ekor pedet, potong paksa 12 ekor, dan sembuh 15 ekor.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Terapkan Lockdown Wilayah Setelah Kecamatan Lakarsantri dan Sambikerep Dinyatakan Suspect PMK

"Saya berharap semoga sapi-sapi yang sakit segera sembuh karena sangat berpengaruh pada pendapatan kami," kata pemilik 60 ternak ini.

Sementara itu, Ketua Tim Khusus PMK FKH Unair Prof. Dr. drh. Fedik Abdul Rantam mengatakan, perlu perbaikan lingkungan kandang ternak, yaitu sanitasi tiap pagi dan sore.

"Makanan dan minuman ternak jangan dicampur antara yang sakit dan sehat," katanya di hadapan para peternak di Desa Tropodo.

Baca Juga: Wabah PMK Berjangkit, Kementan Pastikan Stok Hewan Kurban untuk Hari Raya Idul Adha 2022 Aman

Selain itu, peternak juga harus ganti pakaian dan disanitasi usai mengunjungi kandang. Aliran kotoran, katanya, sebaiknya ditampung dan diberi kaporit. Hal ini akan mengurangi virus yang ada.

"Virus ini tidak akan menularkan ke manusia, tapi peternak tetap harus hati-hati menangani sapi. Salah satunya dengan cuci tangan usai mengurusi ternaknya," jelasnya.

Sedangkan Dekan FKH Unair Prof. Dr. MP. Drh. Mirni Lamid mengatakan, pihaknya siap membantu peternak untuk menangani hewan-hewan yang sakit. Perawatan rutin terhadap hewan yang sakit merupakan salah satu kuncinya.

Baca Juga: Aplikasi Tumbas Fasilitasi Warga Mojokerto yang Beli Daging Sapi Saat Wabah PMK dan Penutupan Pasar Hewan

"Sekarang yang penting bagaimana action penanganan di lapangannya," ungkapnya.

Dia juga memberikan masukan kepada para peternak yang punya pinjaman di bank untuk pembelian ternaknya.

Ia berharap kepada pemerintah dan sektor perbankan untuk memberikan relaksasi pinjaman. Pasalnya, para peternak yang terdampak PMK ini mengalami pengurangan pemasukan produksi ternaknya.

Baca Juga: Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pada Hewan Ternak Mewabah, Simak Ciri dan Beberapa Fakta Penting Berikut Ini

"Tidak ada yang bisa memprediksikan kapan PMK ini akan berakhir. Ini penyakit yang datang tiba-tiba. Tidak ada satu pun yang ahli yang bisa menjawabnya. Ini virus yang nggak ada obatnya, seperti Covid-19," jelasnya kepada para peternak.

Sedangkan Ketua Bidang Kemitraan dan Kemandirian Ika Unair Sidoarjo Rizki Daniarto mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat. Pihaknya terus mendukung kegiatan seperti ini.

"Apalagi, PMK kini tengah mengemuka di masyarakat. Beberapa daerah di Jawa Timur terjangkit PMK," jelasnya.

***

Editor: Indramawan

Sumber: IKA Unair Sidoarjo


Tags

Terkait

Terkini

x