Sejarah Halal Bihalal yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Peran Presiden Soekarno dan KH. Wahab Chasbullah

- 20 April 2022, 10:00 WIB
Foto ilustrasi: Suasana halal bihalal di Kantor Pikiran Rakyat, Jalan Asia Afrika, No. 77, Bandung.
Foto ilustrasi: Suasana halal bihalal di Kantor Pikiran Rakyat, Jalan Asia Afrika, No. 77, Bandung. /Novianti Nurulliah/

Di pertengahan bulan Ramadan, Ir. Soekarno mengundang KH. Wahab Chasbullah ke Istana untuk dimintai pendapat dan saran untuk mengatasi situasi politik di Indonesia.

Kemudian KH. Wahab Chasbullah memberi saran untuk menyelenggarakan silaturrahmi, sebab sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri.

“Silaturrahmi kan biasa, saya ingin istilah yang lain,” kata Soekarno

Baca Juga: Jangan Lewatkan Salat Tarawih di Pertengahan Bulan Ramadan, Ini Keutamaannya!

“Itu gampang,” Jawab KH. Wahab Chasbullah.

“Begini, para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan,” sambungnya.

“Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturrahmi nanti kita pakai istilah halal bi halal,” tutup KH. Wahab Chasbullah.

Baca Juga: Berikut Keutamaan Zakat Fitrah di Bulan Ramadan Selain Menyucikan Harta

Dari situlah Bung Karno setiap lebaran selalu mengundang semua tokoh politik untuk datang ke istana. Menghadiri silaturrahmi yang diberi judul ‘Halal bihalal’.

Akhirnya mereka bisa duduk dalam satu meja, sebagai babak baru untuk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa.

Halaman:

Editor: Indramawan

Sumber: menpan.go.id


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x