Soal Nilai E Menkes Minta Maaf, Malah Sebut Pemprov DKI Terbaik Tangani Covid-19

- 29 Mei 2021, 17:19 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin /Twitter @kemenkesRI

"Minimal mereka tidak sampai dirawat di rumah sakit. Kalaupun masuk rumah sakit, bisa lebih cepat sembuhnya dan tekanan di rumah sakit pun juga rendah," lanjutnya. 

Tak hanya itu, Budi juga menilai bahwa DKI Jakarta menjadi salah satu wilayah yang memiliki keunggulan dalam hal menyiapkan fasilitas rumah sakit daerah dalam rangka menghadapi peningkatan jumlah pasien Covid-19. 

Baca Juga: Pocong Pun Sosialisasikan Bahaya Covid-19 di Wilayah Polres Bojonegoro!

"Misalnya puskesmas dan rumah sakit daerah di Kramatjati dan Setiabudi, sampai lansianya dikejar untuk penyuntikan. Saya ke RSUD di Pasar Minggu juga kondisinya baik, persiapan (mengantisipasi) lonjakan pasien baik. Apresiasi saya terhadap aparatur di DKI dan nakes di DKI mulai dari Kepala Dinas Kesehatan, RSUD, puskesmas, dan lainnya," jelas Menkes. 

Klarifikasi ini disampaikan Menkes, usai Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono memaparkan laporan kategorisasi dalam penilaian penanganan pandemi Covid-19 di tataran pemerintah provinsi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Kamis, 27 Mei 2021 yang lalu. 

Dalam laporan tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapat predikat terburuk dengan nilai E. Hal ini terkait persiapan kapasitas tempat tidur rumah sakit (Bed Occupation Rate/BOR) dan pelacakan kasus Covid-19. 

Baca Juga: Gubernur Jatim, Khofifah: Berwisata Boleh Dilakukan, Tapi Sesuai Rayon dan Perhatikan Prokes COVID-19

"Masih banyak daerah yang dalam kondisi terkendali, kecuali di Jakarta kapasitasnya E karena di DKI bed occupation rate-nya sudah mulai meningkat dan tracing-nya tidak terlalu baik," jelas Dante.

Dante juga menyebut bahwa laju penularan Covid-19 di DKI Jakarta tergolong tinggi.

Merespon hal ini, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa laporan tersebut merupakan hasil penilaian faktor risiko berdasarkan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia.

Halaman:

Editor: Syifa'ul Qulub

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini