"Saya harus berhati-hati dan tetap fokus saat berkendara. Karena tantangan di jalan raya cukup banyak, mulai dari kemacetan dan ukuran kendaraan yang berbeda," kata dia.
Eka juga tak memungkiri suami dan keluarganya memang sangat terkejut saat ia memutuskan untuk mengambil profesi tersebut.
Sebab, memang sangat jarang ditemui pengemudi bus perempuan di Kota Surabaya.
"Karena sejak awal saya belum pernah mengemudi bus. Alhamdulillah, ketika saya bergabung langsung mendapat pelatihan dari driver senior selama dua minggu," ungkap dia.
Setelah mendapatkan pelatihan, ia mendapatkan izin untuk mengoperasikan Suroboyo Bus. Ia menjelaskan bahwa tidak sedikit penumpang yang kaget, saat melihat ia berada di balik kemudi.
"Mungkin mereka heran, karena belum pernah melihat driver perempuan. Tetapi dari situlah para penumpang sering memberikan semangat. Apalagi saat berpapasan dengan driver truk, mereka sangat menghargai dan mengapresiasi profesi saya," jelas dia.
Meski menjadi satu-satunya driver di Surabaya Bus, Eka merasa bahwa peran perempuan di masa kini menjadi sangat penting, salah satunya untuk mengakses lapangan pekerjaan.
"Kita adalah perempuan tangguh, yang menjadi Kartini masa kini. Perjuangan emansipasi ini mengajarkan kita untuk berani melakukan banyak hal, serta tidak perlu takut tentang perbedaan laki-laki dan perempuan," semangatnya.