Surat Edaran Gubernur Jatim: Boleh Shalat Id di Masjid dan Lapangan, Tapi Khutbah Maksimal 10 Menit

- 12 Mei 2021, 20:16 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam Rakerda bersama MUI di Hotel Shangrila, Surabaya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam Rakerda bersama MUI di Hotel Shangrila, Surabaya. /WartaSidoarjo.com/Dwita Ebo/

"Imam Shalat Idul Fitri saat memimpin pelaksanaan sholat agar membaca surat-surat pendek," lanjutnya. 

Terkait hal ini, Gubernur Khofifah meminta kepada semua pihak untuk terlibat untuk melakukan pemetaan. 

"Kalau menggunakan skala mikro, Kepala Desa, Lurah, dengan melibatkan Babinsa dan Babinkamtibmas lebih mudah melakukan pemetaan. Ini menjadi penting, utamanya kemungkinan shaf yang rapat dapat dihindari karena jamaah akan dipecah di beberapa tempat," jelas Khofifah sebagaimana dilansir dari laman resmi Pemprov Jatim. 

Baca Juga: Momentum May Day 2021, Gubernur Khofifah Ajak Buruh Bekerjasama Pulihkan Ekonomi

Lebih lanjut Khofifah menegaskan bahwa pihaknya berharap Shalat Id tetap dapat terlaksana. Namun karena pandemi, ia menghimbau supaya masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan. 

"Artinya bahwa rasa untuk bisa melaksanakan Sholat Id bisa terpenuhi, namun protokol kesehatan bisa terjaga. Dan kalau ada panitia yang dibentuk, senantiasa bisa mengingatkan untuk tidak bersalaman," lanjutnya. 

Kebijakan ini, menurut Khofifah sebagai antisipasi lonjakan angka kasus Covid-19. Hal ini berkaca dari peningkatan jumlah kasus Covid-19 pasca Idul Fitri tahun lalu. Dimana saat itu pasca Idul Fitri di Jatim terjadi peningkatan sebesar 150% dari jumlah sebelumnya.

Baca Juga: Beda Sikap dengan Khofifah, Ganjar Pranowo Larang Santri untuk Mudik Lebaran

"Saat libur Idul Fitri tahun lalu, kasus sebelumnya 200 perhari jadi 400 sampai 500 perhari. Ada juga kenaikan kasus pasca liburan Agustusan yang dari 400 kasus perhari jadi 650 perhari. Mohon ini dilihat dari satu kesatuan," jelas Khofifah. 

"Saya mohon unjung-unjung (berkunjung) antar tetangga tidak dilakukan, berwisata juga sangat dibatasi karena ini menjadi satu kesatuan proses yang dihawatirkan berdampak terhadap penyebaran covid - 19 jika tidak di waspadai bersama, karena mobilitas masyarakat," jelas Khofifah," pungkasnya. 

Halaman:

Editor: Syifa'ul Qulub

Sumber: Kominfo Jatim


Tags

Terkait

Terkini