MEDIA JAWA TIMUR - Kapolres Ponorogo, AKBP Catur C. Wibowo, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) kasus kematian seorang santri Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo.
Dalam olah TKP tersebut, pihak Polres Ponorogo melakukan penyitaan sejumlah barang bukti.
“Bersamaan dengan olah TKP, kami juga melakukan penyitaan,” kata Kapolres Ponorogo yang dikutip dari Polres Ponorogo pada 7 September 2022, dikutip Mediajawatimur.com dari Instagram @polres_ponorogo.
Setelah itu, pihak Polres Ponorogo melanjutkannya dengan pra-rekontruksi hingga telah mendapatkan gambaran kejadian penganiayaan tersebut.
“…kemudian kami lanjutkan dengan pra-rekontruksi dan sudah tergambar sekitar 50 adegan,” ungkap Kapolres Ponorogo.
Namun, terkait meninggalnya korban, Kapolres Ponorogo belum menjelaskan secara detail.
“Mengenai korban meninggal, bukan porsi kami, yang jelas nanti akan ada saksi yang menerangkan hal tersebut,” Kata Kapolres Ponorogo.
Kapolres Ponorogo hanya menjelaskan perihal barang bukti yang ditemukan dan disita di TKP.
Di antaranya potongan kayu, minyak kayu putih, air minum, dan barang bukti lainnya.
Olah TKP yang dilakukan Polres Ponorogo masih sebatas sampai di rumah sakit, tepatnya di IGD.
Baca Juga: Pernyataan Ponpes Gontor atas Meninggalnya Santri Akibat Kekerasan: Siap Ikuti Upaya Penegakan Hukum
Penanganan ini sesuai dengan pernyataan pihak Pondok Modern Darussalam Gontor pada 5 September 2022 untuk siap melakukan segala upaya penegakan hukum.
Sebelumnya, kasus meninggalnya santri putra Pondok Modern Darussalam Gontor ini ramai dibicarakan ketika ibu korban AM membuat video reels pada 23 Agustus 2022 yang berisi kejanggalan yang dirasakan keluarga.
Kejanggalan tersebut berawal dari waktu pemberitahuan dari pihak pondok dengan waktu meninggalnya AM yang berjarak.
Baca Juga: Kemenag Respons Kasus Kematian Santri Gontor, Ponorogo: Terbitkan Aturan Cegah Tindak Kekerasan
Korban meninggal pada 22 Agustus 2022 pukul 06.45 WIB namun pihak keluarga baru mendapat kabar pada pukul 10.20 WIB.
Kejanggalan itu pun terus dirasakan ketika keluarga korban meminta agar jenazah dibuka karena banyak laporan dari wali santri lainnya bahwa penyebab meninggalnya AM bukan karena kelelahan.
Akhirnya, pihak pondok Modern Darussalam Gontor yang mengantar jenazah pun mengakui adanya peristiwa kekerasan setelah didesak.
Kejadian tersebut kemudian menyusul klarifikasi dari Pondok Modern Darussalam Gontor yang menyampaikan bela sungkawa dan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pihak keluarga korban.
***