Pemkot Surabaya Akan Kontrol Keluar Masuk Warga dari Luar Daerah Demi Cegah Omicron, Galakkan Swab PCR

22 Januari 2022, 13:30 WIB
Ilustrasi Swab PCR bagi warga yang keluar masuk kota Surabaya demi cegah penyebaran Omicron. /REUTERS

MEDIA JAWA TIMUR - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih terus berupaya dalam mencegah penyebaran virus Covid-19 varian Omricon.

Terbaru, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menegaskan akan mengontrol keluar masuk warga dari luar daerah.

Hal tersebut dilakukan dengan melakukan Swab PCR bagi mereka yang baru saja ke luar kota.

Baca Juga: Upayakan Zero Halinar, KPLP Lapas Kelas IIA Pamekasan Kembali Laksanakan Razia Rutin Kamar Hunian

Ia juga meminta warga untuk menguatkan kembali peran Satgas Kampung Tangguh di masing-masing wilayah.

"Satgas Kampung Tangguh itu harus kita kuatkan lagi, untuk lebih menjaga kampung," ujarnya sebagaimana dikutip Mediajawatimur.com dari laman Pemkot Surabaya pada 21 Januari 2022.

Nantinya, Satgas akan mendata siapa saja warga yang bepergian dari luar kota.

Kemudian, mereka harus melakukan Swab PCR untuk memastikan mencegah terjadinya penyebaran virus.

Baca Juga: Langkah Pemkot Surabaya Cegah Penyebaran Omicron, Swab Acak Perkampungan hingga Buat Alur Penanganan Pasien

Meskipun begitu,Wali Kota Eri tetap tidak melarang warganya untuk bepergian asalkan tetap patuh protokol kesehatan.

Eri Cahyadi juga menjelaskan upaya pencegahan lain yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya.

Dia bersama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) sedang menyusun rencana untuk melakukan Swab PCR secara acak.

Baca Juga: Upaya Tangani HIV, Pemkot Surabaya Sediakan Testing dan Pengobatan Gratis hingga Edukasi

Targetnya adalah perkampungan yang ada di Kota Surabaya, utamanya bagi yang sebelumnya sudah ada yang terdeteksi Omicron.

Kemudian, langkah deteksi hingga penanganan dan isolasi juga sudah diatur sedemikian rupa oleh Pemkot.

Wali Kota Surabaya itu menjelaskan jika pasien terkonfirmasi positif Covid-19 namun tidak ada gejala maka akan diasumsikan terpapar Omicron.

Baca Juga: Media Officer Arema FC Sudarmaji Beri Klarifikasi terkait Penyebab Covid-19 pada Beberapa Pemain

Oleh karena itu, Whole Genome Sequencing (WGS) pasien juga akan langsung dikirim ke ITD Universitas Airlangga untuk dipastikan variannya.

Sambil menunggu, nantinya pasien akan menjalani isolasi dan perawatan selama 14 hari.

Namun, pria tersebut menyarankan untuk isolasi dilakukan di rumah sakit rujukan atau tempat isolasi terpadu.

Tujuannya agar tidak menjadi klaster penularan apabila isolasi di rumah, mengingat Bed Occupancy Rate (BOR) masih banyak yang kosong.***

Editor: Wardah Ulyana Wijaya

Sumber: Pemkot Surabaya

Tags

Terkini

Terpopuler