Pendukung Kemerdekaan Terancam Pidana, Dewan Urusan Daratan Taiwan Tegur China: Kami Tidak Menerima Intimidasi

6 November 2021, 21:00 WIB
Bendera Taiwan (kiri) dan bendera AS (kanan) - Dewan Urusan Daratan Taiwan menegur China dengan mengatakan bahwa mereka tidak menerima intimidasi. /Reuters/Tyrone Siu

MEDIA JAWA TIMUR - Dewan Urusan Daratan Taiwan menegur China dengan mengatakan bahwa mereka tidak menerima intimidasi dan ancaman dari wilayah otokratis dan otoriter.

Mereka akan mengambil tindakan balasan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan rakyatnya.

China sendiri telah mengatakan pada Jumat, 5 November 2021, bahwa mereka akan menuntut orang-orang yang mendukung kemerdekaan Taiwan.

Baca Juga: China akan Tuntut Pendukung Kemerdekaan Taiwan dengan Ancaman Pidana Seumur Hidup

Itu pertama kalinya China menjabarkan hukuman yang menunggu orang-orang yang dianggap mendukung kemerdekaan Taiwan.

Dilansir Mediajawatimur.com dari Reuters pada 6 November 2021, China tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.

Meskipun Taiwan mengklaim bahwa pulau itu adalah negara merdeka yang akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.

Baca Juga: Aturan Pernikahan untuk WNI Bersuamikan Warga Negara Malaysia

Juru bicara Zhu Fenglian mengatakan bahwa China akan memberikan hukuman pada orang-orang yang masuk dalam daftar hitam dengan tidak membiarkan mereka memasuki daratan dan Daerah Administratif Khusus Hong Kong dan Makau.

Dewan Urusan Daratan Taiwan menegur China, dengan mengatakan Taiwan adalah masyarakat demokratis dengan supremasi hukum dan tidak diperintah oleh Beijing.

Kantor Urusan Taiwan menyebut Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang, Ketua Parlemen You Si-kun dan Menteri Luar Negeri Joseph Wu sebagai orang yang keras kepala pro-kemerdekaan Taiwan.

China telah menyusun daftar hitam dan tiga orang tersebut masuk dalam kategori.

Baca Juga: 30 Orang di Turki Diperiksa Berkaitan Cuitan Twitter yang Sebut Presiden Erdogan Meninggal

Dalam sebuah cuitan Twitter pada hari Sabtu, menteri luar negeri Taiwan, Joseph Wu, menulis bahwa ia menerima banyak ucapan karena hal tersebut,

"Saya telah menerima banyak ucapan selamat setelah masuk daftar hitam dan sanksi, seumur hidup, oleh #PKC," tulisnya.

PKC sendiri mengacu pada Partai Komunis Tiongkok.

"Banyak yang cemburu karena tidak diakui; beberapa bertanya di mana mereka bisa melamarnya. Untuk mendapatkan kehormatan langka, saya akan terus berjuang untuk kebebasan dan demokrasi #Taiwan." lanjutnya.

Baca Juga: BTS dan Kim Seon Ho Termasuk Artis Paling Berpengaruh di Industri Entertainment Korea Selatan, Ini Daftarnya

Juru bicara Zhu Fenglian mengatakan pesan yang ingin dikirim China kepada pendukung kemerdekaan Taiwan.

"Mereka yang melupakan leluhur mereka, mengkhianati tanah air dan memecah belah negara, tidak akan pernah berakhir dengan baik, dan akan ditolak oleh rakyat dan dihakimi oleh sejarah." katanya.

China percaya Presiden Taiwan Tsai Ing-wen adalah seorang separatis yang bertekad mendeklarasikan kemerdekaan formal.

Dia mengatakan Taiwan sudah menjadi negara merdeka yang disebut Republik China, nama resminya.***

Editor: Yuliana Kristianti

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler