Cara Merawat Kesehatan Mental: Lakukan Olah Emosi Marah dengan Tepat, Ini Penjelasan dr Jiemi Ardian

3 Juli 2022, 13:00 WIB
Ilustrasi. Ada cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental. /PEXELS/cottonbro

MEDIA JAWA TIMUR - Kesadaran tentang mental health atau kesehatan mental di Indonesia mulai meningkat. Hal ini tidak lepas dari peran banyak tokoh yang berkecipung dalam bidang tersebut.

Tak terkecuali dr. Jiemi Ardian, Sp.Kj dari RS Siloam Bogor yang giat menggaungkan pembahasan kesehatan mental melalui media sosial.

dr. Jiemi menguraikan tentang bahaya menekan emosi marah dan cara tepat mengolahnya.

Baca Juga: Gejala Depresi Ternyata Berbeda dengan Sedih, Berikut Hal yang Perlu Diketahui

“Menekan marah, di satu sisi, berimbas baik. Tapi menjadi persoalan jika menjadi satu-satunya langkah yang dipilih untuk menyelesaikan masalah," kata dokter Jiemi, dikutip Mediajawatimur.com dari YouTube Jiemi Ardian.

dr. Jiemi menambahkan, bahkan jika menekan amarah dijadikan satu-satunya solusi maka amarah tersebut tidak pergi dan tentu menjadi sangat menganggu.

Akan tetapi, bukan berarti marah tidak diperkenankan. Marah adalah salah satu bentuk emosi. Sementara, emosi adalah respon alami manusia terhadap suatu kejadian dan berguna bagi manusia.

Baca Juga: Pengaruh Buruk Vape Bagi Kesehatan, dan 12 Hal yang Terjadi Pada Tubuh Jika Berhenti Memakainya

Seperti emosi marah ketika mendapati pencuri. Emosi seperti itu mendorong kita untuk menelusuri pencuri tersebut. Begitu pun dengan bentuk emosi lainnya.

“Marah adalah reaksi terhadap suatu perasan emosional pain. Missal merasa tidak dihargai, direndahkan, dikucilkan, rasa bersalah, dan lain sebagainya,” kata dr. Jiemi.

Menekan marah memiliki beberapa konsekuensi negatif. Pertama, berkurangnya empati.

“Menekan marah sama dengan menyangkal bagian dari sisi kemanusiaan. Kita sedang menghindari pesan penting dari dalam diri. akibatnya, empati kita berkurang,” tuturnya.

Baca Juga: Tips Pensiun Dini di Usia 35 Tahun Tanpa Risau Soal Gaji, Berapa Banyak Uang yang Diperlukan?

Jika empati berkurang, maka akan semakin sulit membaca emosi dari orang lain. Jadi sulit memahami orang lain.

Dampak kedua adalah memengaruhi perilaku. Berdasarkan hal yang memicu, menekan marah memengaruhi perilaku. Seperti menjadi cemas, malu, takut.

Dampak ketiga adalah menghabiskan energi. Aspek personal maupun sosail sehatri-hari pun menjadi terganggu.

“Ketika kita sedang menekan amarah, kita sulit fokus pada apa yang di depannya. Performanya menurun,” kata dr. Jiemi.

Lantas bagaiamana cara tepat mengolah emosi marah? Apakah harus diledakkan? Berikut jawabannya:

Baca Juga: Alasan Awkarin Tinggalkan Akun Instagramnya yang Memliki 7,9 Juta Followers: Kehidupan Bukan Tentang Angka!

Pertama, tingkatkan kesadaran tentang takut terhadap marah.

Biasanya menekan marah karena tidak memiliki rasa aman terhadap rasa marah. Seperti takut marah karena merasakannya terhadap yang lebih tua.

“Tapi bukan berarti marah harus diledakkan. Kita hanya perlu menyadari, ‘Oh, saya marah. Bagaimana saya bisa mengendalikan marah?,” tutur ddr. kter Jiemi.

Kedua, latih keterampilan komunikasi saat marah.

“Boleh marah, tapi tetap sampailkan secara baik pada orang yang menyebabkan marah,” ucap dokter jiemi.

Itulah cara merawat kesehatan mental dengan mengolah emosi marah secara tepat.***

Editor: Yuliana Kristianti

Sumber: YouTube Jiemi Ardian

Tags

Terkini

Terpopuler