Apa Itu Bipolar Disorder dan Cara Mengobatinya? Berikut Penjelasannya

5 Juni 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi perubahan suasana hati yang dialami oleh penderita bipolar disorder. /Pixabay/mohamed_hassan.

MEDIA JAWA TIMUR - Bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah sebuah kondisi mental yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati secara ekstrim dan singkat.

Mereka yang mengalami gangguan bipolar dapat mejadi mudah tersinggung. Perubahan suasana hatinya lebih parah dan dapat melibatkan gangguan pemikiran, perilaku, bahkan aktivitas sehari-hari.

Ada beberapa jenis gangguan bipolar. Biasanya, dokter akan mendiagnosis gangguan bipolar berdasarkan durasi, frekuensi, depresi, dan perubahan suasana hati seseorang.

Baca Juga: Cara Kurangi Gangguan Kecemasan Sosial dengan Langkah Kecil Berikut

Dilansir mediajawatimur.com dari everydayhealth.com pada 5 Juni 2021, para peneliti tidak yakin apa yang sebenarnya menyebabkan gangguan bipolar, tetapi tampaknya ada hubungan antara kondisi dan genetika, struktur otak, dan fungsi otak.

Studi telah menemukan bahwa jika Anda memiliki orang tua atau saudara kandung dengan gangguan bipolar, Anda lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi tersebut. Heritabilitas diperkirakan sekitar 70 persen.

Tetapi memiliki riwayat keluarga dengan gangguan bipolar tidak berarti Anda pasti akan didiagnosis mengidapnya. Faktanya, kebanyakan orang dengan riwayat keluarga gangguan bipolar tidak mengalami kondisi tersebut.

Cara Mengobati Bipolar Disorder

 

Baca Juga: Kebiasaan Sederhana yang Dapat Picu Gangguan Kecemasan, Termasuk Selalu Online

Perawatan bagi penderita bipolar disorder dapat melibatkan kombinasi obat penyeimbang suasana hati, psikoterapi, terapi stimulasi otak, dan perubahan gaya hidup tertentu serta pendekatan kesehatan pelengkap.

Pilihan Obat

Stabilisator suasana hati, antipsikotik, antidepresan, dan obat antiansietas adalah jenis obat yang diresepkan untuk gangguan bipolar, kadang-kadang dalam kombinasi satu sama lain.

Obat-obatan ini dapat memiliki berbagai efek samping, dan menemukan terapi obat yang tepat dapat menjadi tantangan dan memakan waktu.

Baca Juga: Kebiasaan Unik Orang Cerdas, Lingkungan Lebih Berantakan hingga Bicara dengan Diri Sendiri

Namun, penting untuk tidak berhenti minum obat tanpa berbicara dengan dokter Anda, bahkan jika Anda merasa lebih baik.

Jika terapi obat tidak bisa efektif, maka terapi stimulasi otak, seperti terapi elektrokonvulsif atau stimulasi magnetik transkranial, mungkin merupakan pilihan yang direkomendasikan.

Terapi Tambahan dan Pelengkap

Dalam hubungannya dengan pengobatan, beberapa bentuk psikoterapi atau konseling kemungkinan akan direkomendasikan oleh dokter Anda.

Pilihan umum adalah terapi perilaku kognitif, di mana psikiater atau psikolog akan membantu Anda mengidentifikasi pemicu episode dan bekerja untuk mengembangkan strategi perilaku untuk mengelola kondisi Anda.

Baca Juga: Perbedaan Karakter dan Tantangan Anak: Sulung, Tengah, Bungsu, dan Tunggal

Membuat perubahan gaya hidup tertentu mungkin juga diperlukan, seperti berhenti minum obat dan alkohol, menghindari makanan tertentu, atau memastikan Anda berolahraga secara teratur.

Mencari sumber daya pendidikan dan komunitas dukungan dapat memungkinkan Anda untuk lebih memahami hidup dengan kondisi tersebut dan membantu Anda mengatasi gejala.***

Editor: Yuliana Kristianti

Sumber: Everyday Health

Tags

Terkini

Terpopuler