MEDIA JAWA TIMUR - Klitih atau dalam ejaan bahasa adalah salah satu fenomena sosial di Yogyakarta atau Jogja yang saat ini sedang menjadi perhatian serius.
Klitih umumnya dilakukan oleh remaja yang berstatus pelajar SMP atau SMA dengan korbannya juga remaja dan pelajar.
Akan tetapi, aksi klitih di Jogja saat ini tidak hanya menyerang pelajar, tetapi dilakukan secara acak.
Baca Juga: Reog Ponorogo Segera Diusulkan Ke UNESCO Setelah Diincar Malaysia
Pada sejarahnya, klitih atau "klithih" di Jogja sebenarnya tidak bermakna negatif seperti yang dikenal saat ini.
Klitih dahulu merupakan istilah yang digunakan untuk mengacu pada kegiatan mencari angin di luar rumah (keluyuran) sebagai bagian mengisi waktu luang tatkala remaja-remaja tersebut tidak memiliki kegiatan apa-apa.
Makna klitih bergeser menjadi negatif setelah kegiatan keluyuran itu digunakan oleh oknum-oknum remaja untuk melakukan tindakan-tindakan negatif seperti menyakiti orang secara acak di jalanan.
Baca Juga: Ketua Umum MUI Bicara Tugas Media di Bulan Suci Ramadan
Awalnya korban klitih biasanya sesama pelajar yang berasal dari sekolah yang oleh pelaku dianggap sebagai musuh.