MEDIA JAWA TIMUR - Pada momentum perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada hari ini, Sabtu, 8 Oktober 2022, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak umat muslim untuk mendoakan para korban meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan Malang.
Juga korban meninggal banjir yang melanda wilayah Jakarta Selatan, khususnya yang menimpa siswa-siswi MTsN 19 Jakarta.
"Semoga seluruh amal kebaikan mereka diterima dan semua dosa diampuni Allah SWT. Amin," ungkap Menag Yaqut dilansir dari situs resmi Kementerian Agama pada Sabtu, 8 Oktober 2022 hari ini.
Sebelumnya, terkait korban meninggal banjir yang menimpa siswa-siswi MTsN 19 Jakarta, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag memberikan perhatian dengan menyampaikan bela sungkawa, dan memberikan santunan kepada tiga siswa yang meninggal, pada Jumat, 7 Oktber 2022 kemarin.
Menag Yaqut Cholil Qoumas beserta jajaran Ditjen Pendidikan juga telah meninjau MTsN 19 Jaksel, dan menegaskan akan merenovasi total madrasah yang lokasinya sering mengalami kebanjiran.
Baca Juga: Umumkan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Kapolri: Kemungkinan Masih Terus Bertambah
Selain itu, pada momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW hari ini, Menag Yaqut juga mengajak umat untuk meneladani Rasulullah SAW, termasuk dalam menjaga harmoni dan kerukunan.
"Rasulullah telah memberikan praktik terbaik dalam membangun harmoni dan kerukunan masyarakat Madinah," ujar Menag.
"Umat Islam hidup rukun berdampingan dengan kaum Yahudi dan Nasrani, dieratkan oleh Piagam Madinah."
Baca Juga: Iwan Fals Ungkap Duka Tragedi Kanjuruhan Lewat Lagu, Ini Liriknya: Malang Nian Ratusan Jiwa Melayang
Menag menambahkan, kerukunan adalah pra syarat pembangunan.
Praktik baik yang diteladankan Rasulullah di Madinah, sepatutnya dicontoh umat Islam dalam membangun dan memajukan Indonesia di tengah keragaman masyarakat.
Menurut Menag, dengan jumlah terbanyak, umat muslim Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam terus menjaga harmoni Indonesia.
Bahkan, dunia melirik keberhasilan Indonesia dalam merawat kerukunan dan menguatkan moderasi beragama.
"Harmoni Indonesia adalah tugas kita bersama untuk merawat dan melestarikan. Tak ada bangsa yang maju tanpa kerukunan. Untuk itulah, harmoni adalah syarat utama laju pembangunan menuju pencapaian emas," pungkas Menag.
***