Video Erupsi Gunung Anak Krakatau yang Ramai di Medsos Ternyata Diambil Tahun 2018 Lalu, BUKAN Erupsi Kemarin

- 5 Februari 2022, 19:45 WIB
Video dramatis yang memperlihatkan erupsi Gunung Anak Krakakatau yang diambil oleh personel TNI-AL.
Video dramatis yang memperlihatkan erupsi Gunung Anak Krakakatau yang diambil oleh personel TNI-AL. /Istimewa/BNPB

MEDIA JAWA TIMUR - Saat ini ramai beredar video dramatis yang memperlihatkan erupsi Gunung Anak Krakatau di media sosial.

Video yang diambil oleh personel TNI-AL tersebut ramai beredar seiring pemberitaan media tentang aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau pada Kamis hingga Jumat (3-4 Februari 2022) kemarin.

Namun ternyata, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, video dramatis yang memperlihatkan erupsi Gunung Anak Krakakatau di media sosial tersebut adalah dokumentasi erupsi Anak Krakatau tahun 2018 setelah tsunami.

Baca Juga: Pasien Meninggal Covid 19 Didominasi Usia 60 Tahun ke Atas, Lansia dengan Komorbid Dihimbau Tak Keluar Rumah

"Video tersebut diambil oleh personil Dishidros TNI-AL saat melakukan survey batimetri tanggal 25-30 Desember 2018 paska tsunami, BUKAN erupsi yang terjadi dari Kamis hingga Jumat (3-4/2-2022)." Begitu bunyi pernyataan yang dikutip dari situs resmi BNPB.

Untuk itu Abdul Muhari, Ph.D. selaku Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengimbau masyarakat agar tidak meneruskan atau mem-forward video tersebut dan mengasosiasikan seakan-akan video tersebut adalah kejadian erupsi saat ini.

"Tetap waspada dengan memperhatikan informasi dari instansi yang berwenang dalam hal ini Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," lanjut Abdul Muhari.

Baca Juga: Marak Tawuran Antar Pelajar Sejak PTM 100 Persen, Kapolda Metro Jaya akan Bangun Kampung Anti Tawuran

Sebagai informasi, Gunungapi Anak Krakatau erupsi hingga 9 kali pada Jumat, 4 Februari 2022 kemarin.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat erupsi itu terjadi pada pukul 09:43, 10:25, 10:28, 12:46, 13:00, 13:31, 13:41, 14:46 dan 17:07 WIB, dengan tinggi kolom abu berkisar 800-1.000 meter di atas puncak dan warna kolom kelabu-hitam tebal.

Berdasarkan pemantauan visual oleh PVMBG, terdapat indikasi bahwa erupsi yang terjadi merupakan tipe magmatik, sejalan dengan kegempaan vulkanik yang terekam.

Baca Juga: E-Commerce Saling Berlomba di Akhir Tahun 2021, Shopee Jadi Juara! Berikut Hasil Risetnya

Adapun kegempaan gunungapi Anak Krakatau sendiri telah terjadi sejak 16 Januari - 4 Februari 2022, ditandai dengan terekamnya gempa-gempa vulkanik dan gempa permukaan yang mengindikasikan adanya intrusi magma dari bawah ke permukaan secara bertahap.

Dari data pemantauan secara visual dan instrumental mengindikasikan bahwa gunungapi Anak Krakatau masih berpotensi erupsi.

Potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini dapat berupa lontaran lava pijar, material piroklastik maupun aliran lava.

Baca Juga: MUI: Sholat Jumat Bisa Diganti Sholat Dhuhur Ketika Covid 19 Meningkat Lagi

Hujan abu lebat secara umum berpotensi di sekitar kawah di dalam radius 2 km dari kawah aktif.

Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis dapat menjangkau area yang lebih luas bergantung pada arah dan kecepatan angin.

Saat ini tingkat aktivitas gunungapi Anak Krakatau ditetapkan pada Level II (Waspada), dengan rekomendasi agar masyarakat tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 2 km dari kawah aktif.

***

Editor: Indramawan

Sumber: BNPB


Tags

Terkait

Terkini