Puncak Kasus Omicron Diprediksi Pertengahan Februari 2022, Pemerintah Upayakan Hal Ini Termasuk Kebut Booster

- 20 Januari 2022, 15:30 WIB
Ilustrasi pemberian vaksin booster untuk tekan penyebaran kasus Omicron.
Ilustrasi pemberian vaksin booster untuk tekan penyebaran kasus Omicron. /Pexels/ Gustavo Fring

MEDIA JAWA TIMUR -Puncak gelombang kasus Omicron di Indonesia diperkirakan oleh Pemerintah akan terjadi pada kisaran pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.

Hal tersebut didasarkan pada kasus mayoritas yang terjadi di berbagai negara lain di dunia, seperti yang dirinci oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

Ia menyebut bahwa kebanyakan penyebaran virus Omricon tersebut terjadi pada waktu yang singkat, antara 35 hingga 65 hari.

Baca Juga: Kebijakan Minyak Goreng Satu Harga Rp14.000 Per Liter Berlaku Mulai 19 Januari 2022 Hari Ini

Sementara kasus pertama Indonesia terdeteksi pada pertengahan Desember 2021 lalu. Namun, kenaikan kasus baru terjadi pada awal Januari 2022 ini.

"Kita hitung antara 35-65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi," ujar Budi Gunadi Sadikin seperti dikutip Mediajawatimur.com dari laman Sehat Negeriku pada 17 Januari 2022.

Menteri Kesehatan (Menkes) juga meminta masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan tersebut.

Baca Juga: Kendaraan Pelat Nomor 'Dewa' Sering Langgar Lalin, Polda Metro Jaya Keluarkan Kebijakan dan Syarat Pengurusan

Menanggapi hal itu, pemerintah akan mengupayakan berbagai pencegahan agar kasus tidak sampai melonjak.

Salah satunya adalah dengan mempercepat vaksinasi booster di daerah Jakarta dan Bodetabek.

Hal itu karena wilayah Jabodetabek diperkirakan akan menjadi lokasi pertama dengan kemungkinan penularan tertinggi.

Baca Juga: TNI AD Kerjasama dengan PSSI Gelar Liga Santri Piala Kasad: Cari Bibit Berbakat di 26 Ribu Pondok Pesantren

Sejauh ini sudah lebih dari 90 persen transmisi lokal terjadi di DKI Jakarta sehingga harus diatasi agar tak menjadi sumber penularan.

Kemudian, Menkes juga mendorong daerah untuk meningkatkan kegiatan surveilans kasus.

Tujuannya agar kasus yang terdeteksi bisa diisolasi sedini mungkin dan tidak menjadi sumber penyebaran di masyarakat.

Tak hanya itu, pemerintah akan mengupayakan ketersediaan obat di kalangan masyarakat pada awal tahun 2022 ini.

Baca Juga: Shin Tae Yong Dikritik Haruna Soemitro Tak Sesuai Ekspektasi, Sekjen PSSI Telah Pastikan Posisinya

Salah satunya adalah tablet Molnupiravir sebagai obat terapi tambahan untuk pasien Covid-19 gejala ringan.

Obat tersebut rencananya akan didistribusikan secara merata tak hanya di Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah namun juga apotek.

Selain itu, penerapan protokol kesehatan 5M yakni menggunakan masker, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, mencuci tangan, dan menjaga jarak juga penting.

Masyarakat juga diminta aktif untuk menggunakan aplikasi Pedulilindungi untuk memaksimalkan pengendalian penyebaran Covid-19.***

Editor: Wardah Ulyana Wijaya

Sumber: Sehat Negeriku


Tags

Terkait

Terkini