16 Kota di Indonesia Akan Alami Fenomena Tengah Hari Lebih Awal pada 3 November: Surabaya hingga Denpasar

1 November 2022, 15:30 WIB
Ilustrasi. 16 kota di Indonesia akan alami fenomena tengah hari lebih awal pada 3 November 2022, ada Surabaya, Jakarta, hingga Denpasar /Pexels/ Jonathan Petersson

 

MEDIA JAWA TIMUR – Fenomena langka matahari akan lebih cepat berjalan tidak seperti biasnya akan terjadi di 16 kota di Indonesia pada 3 November 2022, lusa. 

Fenomena tengah hari lebih awal tersebut telah dinyatakan secara resmi oleh Peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Antariksa Nasional (BRIN) Andi Pangerang.

“Fenomena tengah hari yang lebih cepat pada setiap tanggal 3 November ini karena nilai perata waktu yang lebih besar sehingga Matahari akan transit lebih cepat dibandingkan dengan hari-hari biasanya dalam setahun,” kata Andi, dikutip Mediajawatimur.com dari laman Antara.

Baca Juga: Jadwal Pekan Wayang Jawa Timur 1 - 7 November 2022: Pertunjukan, Lomba, hingga Seminar

Dampak dari fenomena tengah hari lebih awal sebabkan waktu terbit Matahari lebih cepat.

Nilai perata waktu yang akan terjadi adalah sekitar +16 menit 27 detik. Saat fenomena berlangsung, masyarakat dapat menyaksikan secara langsung.

Berikut ini daftar kota di Indonesia yang mengalami fenomena tersebut:

· Jakarta pada 11.36 WIB

· Bandung pada 11.33 WIB

· Yogyakarta pada 11.22 WIB

· Semarang pada 11.21.52 WIB

· Surabaya pada 11.12 WIB

Baca Juga: Info Beli Tiket Cerita Cintaku 2022 Raditya Dika, Digelar di Depok, Surabaya, Bali, hingga Balikpapan

· Palembang pada 11.44 WIB

· Bandar lampung pada 11.42 WIB.

· Denpasar pada 12.02 WITA

· Labuan Bajo pada 11.44 WITA

· Kupang pada 11.29 WITA

· Manado pada 11.24 WITA

· Makassar pada 11.45 WITA

· Samarinda pada 11.54 WITA

· Merauke pada 11.29 WIT

· Manokwari pada 11.47 WIT

· Jayapura pada 11.20 WIT

Baca Juga: BPOM Tetapkan Tiga Produsen Obat Sirop Paracetamol Terbukti Gunakan Bahan Senyawa Perusak Ginjal

Shalat Duha (saat ketinggian Matahari mencapai +4,5 derajat atau sepenggalah) maupun waktu Shalat Subuh sekaligus awal fajar astronomis (akhir malam astronomis) yang lebih cepat dibandingkan hari-hari lainnya, terutama bagi wilayah selatan Indonesia seperti Jawa dan Nusa Tenggara.

Waktu ibadah bagi umat Muslim akan menjadi lebih cepat, tepatnya pada saat waktu Shalat Duha (saat ketinggian Matahari mencapai +4,5 derajat atau sepenggalah) maupun waktu Shalat Subuh sekaligus awal fajar astronomis (akhir malam astronomis) dibandingkan hari-hari lainnya, terutama bagi wilayah selatan Indonesia seperti Jawa dan Nusa Tenggara.

Hal tersebut terjadi karena durasi waktu di malam hari semakin kecil dibandingkan durasi siang hari untuk belahan selatan pada umumnya yang menjadikan waktu Shalat menjadi cepat.

Baca Juga: Autopsi 2 Korban Tragedi Kanjuruhan Bakal Libatkan 6 Ahli Forensik, Dilaksanakan pada 5 November 2022

Serta diwilayah utara Indonesia, terutama Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Natuna di Provinsi Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, dan Kepulauan Sangir-Talaud di Sulawesi Utara, mengalami fenomena tersebut saat waktu terbenam Matahari (Maghrib) maupun waktu Isya sekaligus akhir senja astronomis (awal malam astronomis).

Hal tersebut menjadi kebalikan dari wilayah selatan, untuk wilayah utara durasi malam hari menjadi semakin besar.

Selain itu, dampak lainnya menyebabkan panjang hari surya menjadi tepat 24 jam. Hari surya adalah durasi antara tengah hari hingga tengah hari berikutnya.

 Baca Juga: Gejala dan Penanganan Penyakit Gagal Ginjal Akut pada Anak: Demam 2-5 Hari hingga Mual dan Muntah

Fenomena ini terjadi karena perata waktu, dimana selisih antara Waktu Matahari Sejati dengan Waktu Matahari Rata-Rata. Ada faktor yang mempengaruhi situasi tersebut, yakni kemiringan sumbu Bumi dan kelonjongan orbit Bumi.

Dari situlah terjadinya fenomema tengah hari lebih awal karena kemiringan sumbu bumi menjauhi titik setimbang menuju simpangan maksimumnya yang terjadi pada September-Desember dan Maret-Juni, Matahari akan transit lebih cepat.

Dimulai dengan kelonjongan orbit Bumi terjadi saat orbit Bumi tidak sepenuhnya lingkaran sempurna, namun berbentuk elips dengan kelonjongan 1/60, yang biasa disebut aphelion.

Baca Juga: Jadwal Baru! Ini Cara Beli Tiket Konser NCT 127 di Indonesia yang Digelar 4 November 2022!

Matahari akan menjadi lebih cepat akibat Bumi menjauhi titik aphelion menuju perihelion (Juli-Januari), hal tersebut membuat Matahari akan transit lebih cepat dengan puncaknya pada awal November.***

 

 

 

Editor: Aimmatul Husna

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler