Alasannya adalah karena Reog hanya ada di Ponorogo. Bahkan meski ditampilkan di tempat lain, namanya tetap sama.
Selain itu, Bupati Ponorogo, Sugiti Sancoko menyebut pihaknya akan terus berinovasi terkait dengan warisan budaya tersebut.
Dia akan membuat Reog Ponorogo menjadi alat untuk meningkatkan perekonomian kabupaten tersebut.
"Kami pelan-pelan menjadikan adiluhur sebagai budaya literasi, juga sebagai pelecut perekonomian Ponorogo," terangnya.
Hal tersebut dimulai dengan didirikannya museum Reog Ponorogo yang berisi mengenai sejarah kesenian terkait.
Kemudian, Sugiti juga membeberkan jawaban yang ia berikan terkait dengan bahan yang digunakan untuk membuat Reog.
Merak yang ada pada kepala reog adalah bulu merak yang dalam kurun waktu tertentu akan terlepas dari badan.
Lalu kulit harimau yang digunakan bukan asli, melainkan kulit kambing yang diolah sehingga menyerupai kulit harimau.