Wali Kota Gaza Sebut Kematian Warganya adalah Upaya Putus Asa Israel Demoralisasi

- 20 Mei 2021, 14:00 WIB
Serangan udara Israel ke Jalur Gaza Palestina, 11 Mei 2021.
Serangan udara Israel ke Jalur Gaza Palestina, 11 Mei 2021. /REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

MEDIA JAWA TIMUR - Serangan Israel kepada Palestina adalah konflik kemanusiaan yang masih terjadi. Banyak warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak yang tewas dan terluka akibat bom yang Israel luncurkan.

Kali ini korban warga sipil yang berjatuhan jauh lebih tinggi. Pada hari Sabtu, 15 Mei 2021, serangan udara Israel menghancurkan menara al-Jalaa, yang menampung banyak apartemen dan kantor hunian, termasuk biro Al Jazeera dan The Associated Press.

Pendukung kebebasan pers mengecam serangan itu sebagai upaya berani untuk "membungkam" jurnalis yang meliput pemboman mematikan Israel.

Baca Juga: Eran Zahavi kembali Berulah, Kini Giliran Foto Paul Pogba dan Amad Diallo Diedit Kibarkan Bendera Israel

Wali Kota Gaza Yahya al-Sarraj menyebut bahwa kematian warga sipil di jalur Gaza adalah upaya putus asa Israel untuk demoralisasi mereka.

"Jumlah besar kematian warga sipil dan kerusakan berat yang terjadi di Jalur Gaza adalah upaya putus asa untuk mendemoralisasi ketabahan dan kemauan kuat rakyat kami," kata al-Sarraj, dikutip mediajawatimur.com dari Al Jazeera pada 20 Mei 2021.

Bagi al-Sarraj hal yang paling menonjol dari warganya adalah tekad mereka. Ia mengatakan bahwa warganya tahu serangan Israel tersebut bukan hanya perang di Gaza, namun akibat dari perpanjangan kebijakan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem.

Baca Juga: Novel Baswedan: Presiden Jokowi Membebaskan Kami dari Stigma tidak Berkebangsaan dan tidak Pancasilais

 

Konflik dimulai setelah eskalasi di Yerusalem Timur. Para aktivis mengecam kebijakan kolonialisme pemukim Israel di lingkungan Sheikh Jarrah dan serangan kekerasan oleh polisi Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa selama hari-hari terakhir Ramadhan.

 

Israel telah melakukan serangan pada titik-titik strategis, sehingga warga Palestina yang terkena serangan lebih sulit untuk mengakses kebutuhan.

Menurut laporan Al Jazeera, serangan Israel di Gaza telah menargetkan jalan dan area yang dekat dengan rumah sakit, menghalangi pergerakan ambulans dan kendaraan pertahanan sipil dalam menjangkau dan mengangkut korban luka.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Alih Status Pegawai KPK Tidak Boleh Rugikan Pegawai

Jalur telekomunikasi, jaringan listrik, sistem pembuangan limbah, dan jaringan pipa air juga telah dibom.

Tak terkecuali, kafe tepi pantai, pabrik, toko komersial, pusat amal, dan institut kejuruan.

Menurut pejabat setempat, total biaya material sejauh ini diperkirakan sekitar $ 322,3 juta atau sekitar Rp4.673,35 miliar.

Setidaknya ada 227 warga Palestina, termasuk 64 anak-anak, telah tewas dan lebih dari 1.500 lainnya terluka.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menginformasikan setidaknya 72.000 orang telah mengungsi dengan mayoritas mencari perlindungan di 58 sekolah UNRWA di seluruh Gaza.***

Editor: Yuliana Kristianti

Sumber: Al Jazeera


Tags

Terkait

Terkini