MEDIA JAWA TIMUR - Serangan Israel kepada Palestina adalah konflik kemanusiaan yang masih terjadi. Banyak warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak yang tewas dan terluka akibat bom yang Israel luncurkan.
Kali ini korban warga sipil yang berjatuhan jauh lebih tinggi. Pada hari Sabtu, 15 Mei 2021, serangan udara Israel menghancurkan menara al-Jalaa, yang menampung banyak apartemen dan kantor hunian, termasuk biro Al Jazeera dan The Associated Press.
Pendukung kebebasan pers mengecam serangan itu sebagai upaya berani untuk "membungkam" jurnalis yang meliput pemboman mematikan Israel.
Wali Kota Gaza Yahya al-Sarraj menyebut bahwa kematian warga sipil di jalur Gaza adalah upaya putus asa Israel untuk demoralisasi mereka.
"Jumlah besar kematian warga sipil dan kerusakan berat yang terjadi di Jalur Gaza adalah upaya putus asa untuk mendemoralisasi ketabahan dan kemauan kuat rakyat kami," kata al-Sarraj, dikutip mediajawatimur.com dari Al Jazeera pada 20 Mei 2021.
Bagi al-Sarraj hal yang paling menonjol dari warganya adalah tekad mereka. Ia mengatakan bahwa warganya tahu serangan Israel tersebut bukan hanya perang di Gaza, namun akibat dari perpanjangan kebijakan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem.