Demonstrasi Kebijakan Perihal Covid-19 Terjadi di Berbagai Kota di Eropa, Salah Satunya Tolak Lockdown

22 November 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi. Demonstrasi terjadi di berbagai kota di Eropa karena menolak kebijakan berkaitan dengan Covid-19, salah satunya menolak lockdown. /Pexels/ahmed akacha

MEDIA JAWA TIMUR - Demonstrasi mengenai kebijakan berkaitan dengan Covid-19 terjadi di berbagai kota di Eropa, di antaranya ibu kota Belgia, Brussel, dan kota-kota di Belanda.

Polisi dan pengunjuk rasa bentrok di beberapa daerah karena masa pengunjuk rasa terkadang menunjukkan reaksi keras bahwa mereka menolak keputusan pemerintah yaitu mengenalkan kembali pembatasan virus corona.

Kebijakan lain yang ditolak adalah adanya larangan bagi orang-orang yang tidak divaksinasi Covid-19 untuk pergi ke tempat umum seperti restoran dan bar.

Baca Juga: Sutradara Squid Game Ungkap Alternatif Ending yang Hampir Dibuat untuk Karakter Gi Hun

Di Austria, salah satu negara di Eropa, terdapat demonstrasi karena pemerintah memberlakukan lockdown baru dan peraturan mengenai vaksinasi Covid-19.

Berikut catatan demonstrasi yang terjadi di kota-kota di Eropa, dirangkum Mediajawatimur.com dari France24.com pada 22 November 2021:

Polisi dan pengunjuk rasa bentrok di ibu kota Belgia, Brussel, di beberapa kota di Belanda. Sementara itu, hingga Minggu pagi terjadi unjuk rasa di wilayah Karibia Prancis, Guadaloupe.

Di Brussel, kekerasan pecah pada protes terhadap tindakan anti-Covid yang menurut polisi dihadiri oleh 35.000 orang.

Baca Juga: Houthi Serang Kota di Saudi dengan Beberapa Pesawat Tak Berawak, Jeddah Jadi Sasaran

Pawai, di Uni Eropa dan distrik pemerintah kota, sebagian besar berfokus pada larangan yang tidak divaksinasi dari tempat-tempat seperti restoran dan bar.

Itu dimulai dengan damai tetapi polisi kemudian menembakkan meriam air dan gas air mata sebagai tanggapan terhadap pengunjuk rasa yang melemparkan proyektil.

Polisi mengatakan kepada kantor berita Belga bahwa tiga petugas terluka.

Beberapa demonstran yang terjebak dalam bentrokan mengenakan kerudung dan membawa bendera nasionalis Flemish, sementara yang lain mengenakan bintang kuning era Nazi.

Para pengunjuk rasa membakar palet kayu, dan gambar media sosial menunjukkan mereka menyerang mobil polisi dengan rambu-rambu jalan.

Baca Juga: Lebarkan Sayap Global, ENHYPEN Siap Debut di TV Amerika ‘The Kelly Clarkson Show’

Kerusuhan Belanda, Protes Austria

Protes juga meletus di beberapa kota Belanda pada hari Minggu, malam ketiga kerusuhan atas pembatasan virus corona pemerintah.

Demonstran menyalakan kembang api dan merusak properti di kota-kota utara Groningen dan Leeuwarden, serta di Enschede di timur dan Tilburg di selatan, kata polisi.

"Polisi hadir di pusat untuk memulihkan ketertiban," kata seorang juru bicara polisi Groningen kepada AFP.

Sebuah pertandingan sepak bola di kota terdekat Leeuwarden sempat terganggu setelah para pendukung, yang dilarang bermain karena pembatasan Covid, melemparkan kembang api ke tanah.

Baca Juga: Tanda Tangan Member Kep1er, Punya Huening Bahiyyih dan Kang Yeseo yang Paling Unik dan Beda!

Di Austria, sekitar 6.000 orang berkumpul di kota Linz dalam protes yang diselenggarakan oleh partai politik baru, sehari setelah 40.000 orang berbaris di Wina atas lockdown sebagian.

Mulai Senin, 8,9 juta orang Austria tidak akan diizinkan meninggalkan rumah kecuali pergi bekerja, berbelanja kebutuhan pokok, dan berolahraga. Sementara itu, vaksinasi terhadap Covid-19 di negara Alpine akan menjadi wajib mulai 1 Februari tahun depan.

Prancis

Kerusuhan telah terjadi seminggu Guadeloupe. Sementara, Perdana Menteri Jean Castex akan mengadakan pertemuan di Paris dengan para pejabat dari pulau Karibia Prancis.

Jalan-jalan tetap diblokir pada hari Minggu setelah pengunjuk rasa yang menentang jam malam menjarah dan membakar toko-toko dan apotek, ketika polisi melakukan 38 penangkapan dan dua anggota pasukan keamanan terluka.

Baca Juga: Kota Lahore di Pakistan Dinyatakan sebagai Kota Paling Berpolusi di Dunia, Warga Desak Pejabat Ambil Tindakan

Jam malam dari senja hingga fajar akan berlangsung hingga Selasa.

Prefektur Guadeloupe mengatakan pengunjuk rasa telah menembaki pasukan keamanan dan petugas pemadam kebakaran.

Tingkat vaksinasi terhadap Covid lebih rendah di beberapa wilayah luar negeri Prancis daripada di daratan, tetapi pemerintah memperingatkan pada hari Minggu bahwa di sana, ada tanda-tanda peningkatan infeksi yang mengkhawatirkan.

Eropa sedang berjuang melawan gelombang infeksi lain dan beberapa negara telah memperketat pembatasan meskipun tingkat vaksinasinya tinggi, terutama di bagian barat benua itu.***

 

 

Editor: Yuliana Kristianti

Sumber: France 24

Tags

Terkini

Terpopuler