Sumber lain menyebutkan, tradisi Kupatan sebagai lebarannya seseorang yang telah melakukan puasa Syawal selama enam hari seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.
Kupat juga dapat diartikan sebagai “laku papat” yang menjadi simbol dari empat segi dari ketupat. Laku papat yaitu empat tindakan yang terdiri dari lebaran, luberan, leburan, laburan. Maksud dari empat tindakan tersebut antara lain:
Lebaran yaitu suatu tindakan yang berarti telah selesai yang diambil dari kata lebar. Selesai dalam menjalani ibadah puasa dan diperbolehkan untuk menikmati makanan.
Luberan berarti meluber. Simbol melakukan sedekah dengan ikhlas bagaikan air yang berlimpah atau meluber dari wadahnya. Oleh karena itu tradisi membagikan THR (sedekah) di hari raya Idul Fitri menjadi kebiasaan umat Islam di Indonesia.
Leburan berarti lebur atau habis. Maksudnya adalah agar saling memaafkan dosa-dosa yang telah dilakukan, sehingga segala kesalahan yang telah dilakukan menjadi suci bagai anak yang baru lahir.
Laburan berarti bersih putih berasal dari kata labur atau kapur. Harapan setelah melakukan leburan selalu menjaga kebersihan hati yang suci. Selalu menjaga prilaku agar tidak mengotori hati yang telah suci.
Sedangkan dari segi hidangannya, janur sebagai bungkus ketupat, berasal dari kata ja a nur yang artinya telah datang cahaya.
Hal ini melambangkan kondisi umat muslim setelah mendapatkan pencerahan selama bulan Ramadan. Kembali kepada kesucian/jati diri manusia (fitrah insaniyah) yang bersih dari noda serta bebas dari dosa.