MEDIA JAWA TIMUR - Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi terbaik bagi anak usia 0-2 tahun.
Anak yang mendapatkan ASI baik dan cukup akan memperlihatkan kecerdasan, memiliki kemungkinan obesitas lebih rendah, dan beresiko lebih rendah memiliki penyakit tidak menular (PTM) di masa dewasa.
Dalam produksinya, ASI memiliki tiga tahap yaitu, tahap laktogenisis tahap satu, laktogenesis tahap dua, dan galaktopoiesis.
Dilansir Mediajawatimur.com dari Instagram @kemenkes_ri pada 7 Agustus 2021, laktogenisis tahap satu merupakan tahap di mana 12 minggu sebelum kelahiran, kelenjar susu siap untuk menghasilkan ASI.
Laktogenisis tahap dua dibagi beberapa bagian yaitu:
• 72 jam pasca persalinan merupakan permulaan ASI diproduksi. Hal ini penting karena merupakan waktu untuk Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang penting untuk keberhasilan menyusui selanjutnya.
Baca Juga: Cara Memberikan ASI Bagi Ibu Positif Covid-19 dari Dokter Spesialis Anak
• ASI yang diproduksi oleh kelenjar susu pasca melahirkan hanya mampu menetes karena sesuai dengan kebutuhan bayi. Di mana lambung bayi hanya sebesar kelereng. Tetesan ASI yang berharga tersebut di sebut kolostrum, perlindungan pertama pada bayi yang kaya akan antibodi.
• Setelah tiga hari pasca melahirkan, ASI mulai mengalir dengan deras.
• Momen ini merupakan momen yang tepat bagi ibu agar tidak panik dan terjebak dengan susu formula.
Pada tahap ketiga atau galaktopoiesis, ASI sudah diproduksi dengan baik dan semakin banyak seiring semakin seringnya bayi menyusu.
Baca Juga: Hari ASI Sedunia 1 Agustus 2021: Ini Pesan WHO dan UNICEF, serta Link Twibbon untuk Digunakan
Proses ini dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan oksitosin.
Pada tahap ini, ibu yang baru menyusui perlu belajar tentang posisi dan perlekatan yang baik karena akan menentukan keberhasilan dalam menyusui.
Fakta-Fakta ASI
Selain memiliki keajaiban terdapat beberapa fakta tentang ASI yang tidak banyak diketahui, antara lain:
1. Komposisi ASI tidak pernah sama antara ibu yang satu dengan yang lain.
2. Komposisi ASI dari satu ibupun tidak sama ketika pagi hari dengan sore hari. Selain itu, ASI yang keluar diawal berbeda dengan ASI penghabisan saat bayi menyusui.
3. Terdapat hubungan "mesra" antara air liur bayi dengan ASI sehingga ASI selalu diproduksi sesuai kebutuhan bayi yang sedang menyusu. Seperti ketika bayi demam, antibodi yang terkandung pada ASI menjadi tinggi dari yang biasanya.
4. Ketika memberikan ASI perah, berikan perahan yang terbaru karena komposisinya yang paling mendekati kebutuhan bayi.
Baca Juga: Ibu Hamil Boleh Vaksin Covid-19 saat Kandungan Berapa Bulan? Simak Ketentuan Berikut
Mengingat begitu besar manfaat ASI terhadap bayi, seorang ibu yang terkonfirmasi Covid-19 pun dianjurkan memberikan ASI asalkan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Begitu pula sebaliknya, seorang bayi yang terpapar Covid-19 juga dianjurkan untuk menerima ASI.***