Mengerikannya Azab Manusia Tukang Bohong, Mulut Robek hingga Telinga

- 24 Februari 2024, 13:51 WIB
Ilustrasi pembohong.
Ilustrasi pembohong. /Pixabay/

رَأَيْتُ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي، قَالاَ: اَلَّذِى رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ، يَكْذِبُ بِالْكَذْبَةِ تُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغُ الآفَاقَ، فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Aku melihat dalam mimpi dua orang Malaikat, keduanya berkata: “Orang yang engkau lihat mulutnya dikoyak hingga telinga, adalah seorang pembohong. Ia berbohong hingga kebohongannya tersebut dibebankan kepadanya hingga mencapai ufuk, maka dibuatlah ia diberi beban seperti itu hingga hari kiamat.” (HR. Bukhari)

Dalam kitab Irsyad al-Syari, hadis ini Imam Bukhari sebutkan secara ringkas dalam bab al-Adab sedangkan dalam bab al-Janaiz meriwayatkan dalam hadis lebih panjang.

Dalam riwayat yang panjang disebutlan bahwa pada saat itu Nabi melihat dua orang malaikat dalam mimpinya mendatangi beliau kemudian mereka menarik tangannya dan membawanya ke tanah suci, di sana ada seorang laki-laki yang berdiri dengan tangannya kemudian ada besi yang dimasukkan dari rahang hingga tembus ke pingangnya kemudian dilakukan hal yang sama dengan rahang lainnya hingga mencapai pinggang sebelahnya, demikian berulang-ulang terjadi. Lalu Nabi bertanya, “Kenapa ini?” lalu para malaikat menjawab seperti hadis di atas.

Hadis ini menjelaskan bahwa berbohong merupakan hal yang tidak diperbolehkan. Namun para ulama berbeda pendapat mengenai tingkatan larangannya berdasarkan sebesar apa akibat kebohongan tersebut kepada orang-orang yang dibohongi.

Kebohongan yang parah dosa yang dibebankan padanya hingga mencapai ufuk. Orang yang berbohong pun akan merasakan dosa atau siksa kubur akibat perbuatannya tersebut hingga hari kiamat. Rasulullah bahkan sangat menghindari berbohong walaupun itu hanya sebagai gurauan. Beliau adalah orang yang tidak berbohong.

Karena itu, berhati-hatilah dalam mengatakan sesuatu. Jika memang telah berbohong maka lebih baik mengakuinya kebenarannya kemudian meminta maaf kepada yang bersangkutan dan bertaubat kepada Allah Swt, serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.

Dalam Islam, azab memiliki makna yang mendalam dan berkaitan erat dengan prinsip keadilan illahi. Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam menyajikan gambaran mengenai azab sebagai konsekuensi dari perbuatan dosa dan ketidakpatuhan terhadap ajaran Allah.

Azab dalam Islam sering dikaitkan dengan dua tempat utama, yaitu neraka dan siksaan di kehidupan setelah mati.

Neraka dalam Islam dijelaskan sebagai tempat siksaan yang sangat pedih dan mengerikan, di mana orang-orang yang melakukan perbuatan dosa yang serius akan dihukum.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal


Tags

Terkait

Terkini

x