BMKG Beri Peringatan Potensi Cuaca Ekstrem 17- 23 Februari di Wilayah Berikut

- 17 Februari 2022, 10:00 WIB
BMKG memberi peringatan terkait potensi cuaca ekstrem yang akan terjadi 17-23 Februari 2022.
BMKG memberi peringatan terkait potensi cuaca ekstrem yang akan terjadi 17-23 Februari 2022. /Tangkapan layar Instagram.com/@infobmkg

MEDIA JAWA TIMUR - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan agar masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang akan terjadi pada mulai 17 Februari hingga 23 Februari 2022.

Cuaca ekstrem tersebut berupa hujan sedang sampai lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang, serta gelombang tinggi.

Hal tersebut berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, dengan demikian, BMKG mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan dalam periode sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca dan Kelembapan Udara Yogyakarta Menurut BMKG: Dominan Berawan pada 17 Februari 2022

"Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat-sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, gelombang tinggi, dan lain-lain, serta dampak terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan lain-lain," kata pihak BMKG, yang dikutip Mediajawatimur.com berdasarkan keterangan secara tertulis di akun media sosial resminya pada Kamis, 17 Februari 2022.

Kondisi tersebut dipicu oleh peningkatan aktivitas dinamika atmosfer seperti aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada pada fase 3 di sekitar Samudera Hindia.

Kini telah menunjukkan kontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia, kondisi tersebut juga diperkuat dengan fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang cukup aktif di beberapa wilayah.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca dan Suhu BMKG di Surabaya dari Pagi-Malam: Terjadi Hujan pada 17 Februari 2022?

Ditambah dengan adanya pola tekanan tekanan rendah yang memicu terbentuknya pumpunan dan belokan angin yang diperkuat juga dengan adanya pengaruh labilitas udara dalam skala lokal.

Halaman:

Editor: Yuliana Kristianti

Sumber: Instagram @infobmkg


Tags

Terkait

Terkini