"Dari total 270,2 juta jumlah penduduk di Indonesia, 42,49% adalah perempuan. Jika kita melihat dari sisi tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan. Di sini saya menggunakan 5 tahun time series, secara tren partisipasinya semakin meningkat TPAK-nya, meskipun secara komparasi laki-laki lebih dominan," ungkapnya.
"Terkait peningkatan jumlah tenaga kerja perempuan yang menggunakan media digital, ibu rumah tangga yang semula bukan sebagai kelompok Bukan Tenaga Kerja, memanfaatkan media sosial untuk memperoleh penghasilan dari rumah melalui aplikasi-aplikasi digital," imbuh Irjen Kemenaker tersebut.
Di pembukaan webinar, Ketua STIKOSA-AWS, Dr. Meithiana Indrasari, ST., menyatakan,
"Platform kolaborasi di era digital sangat diperlukan, yang mana dituntut kemampuan memunculkan ide-ide inovatif dan dikolaborasikan dengan yang lainnya," ujar Mei, sapaan akrab Dr. Meithiana Indrasari.
Sedangkan, Arzetti Bilbina di sesi selanjutnya menyampaikan kemajuan teknologi merupakan peran besar untuk kita semua dalam mengubah kehidupan kita baik secara sosial, ekonomi, budaya maupun politik.
"Perempuan biasanya dilihat dari sisi ekonomi, karena perempuan banyak dibilang
sebagai menteri ekonomi dalam rumah tangga. Emak-emak biasanya senang shopping ya?
Sekarang cukup dengan memencet tombol produk yang ada di gawai kita," kata Arzetti.
Ia melanjutkan, saat ini meski kita berjauhan, dalam ranah sosial saat ini dipermudah kita
bisa berkomunikasi.
"Jadi artinya, di era inilah setiap orang memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk sama-sama menjadi produsen sekaligus bisa menjadi konsumen. Ruangnya sama dan semuanya bebas." katanya,