Lumpur bergerak ini kemudian masuk ke sungai, dan terbawa aliran sungai ke hilir dan menghantam beberapa rumah penduduk.
Baca Juga: Presiden Jokowi Soroti Peringatan Dini Bencana, Minta BNPB Cek Instrumen Secara Rutin
Dari temuan fakta hasil kaji cepat dan pemetaan tersebut, maka fenomena yang terjadi di Pasaman dipastikan bukanlah likuifaksi.
Tetapi banjir lumpur akibat longsor yang terjadi di hulu.
Kejadian ini lebih mirip dengan banjir sedimen yang terjadi di Sigi akibat luapan bah bercampur pasir dari Sungai Poi yang berasal dari longsoran akibat gempa Palu tahun 2018.
Baca Juga: BNPB Ungkap Jumlah Bencana Tahun 2021 Menurun 3.058 Kejadian Dibanding Tahun Sebelumnya
BNPB mengimbau kepada seluruh masyarakat agar berpartisipasi meredam kabar dan informasi yang belum diyakini kebenarannya.
Sebelumnya, viral video berdurasi 29 detik yang memperlihatkan tanah bergerak turun secara cepat di kawasan Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman Barat.
Beberapa meyakini bahwa fenomena itu merupakan likuifaksi seperti di Palu. Mereka bertambah khawatir usah daerah diguncang 15 kali gempa susulan.
***