"Terjadinya klaster baru di sekolah, secara objektif harus dinilai bahwa itu angka presentasi yang sangat kecil dibanding dengan hampir 50 juta anak didik kita yang sebagian telah melaksanakan PTM."
Sebelumnya, Huda mengungkapkan bahwa masyarakat dan media menanyakan menyangkut soal klaster baru ketika pelaksanaan PTM.
Terutama pasca-terjadinya klaster Covid-19 yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah.
Baca Juga: Jelang PTM di Surabaya, Walikota Eri Cahyadi Kukuhkan 457 Tim Siswa Satgas Sekolah
Dia berharap publik dapat memahami bahwa salah satu jalan yang terbaik dalam rangka mengurangi learning lost adalah dengan diselenggarakannya PTM.
“Ketika ada klaster sekolah yang jumlahnya sekitar 1.200 (orang) kurang lebih, itu angka persentase yang kecil dibanding dengan ketika ada tingkat penularan dengan 360 ribu anak-anak, itu di luar pelaksanaan PTM,” lanjut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Selain itu, Huda berharap media memberikan mampu menyajikan pemberitaan yang memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya PTM dilaksanakan.
Sedang Pemda dan Kemendikbudristek dapat melakukan langkah-langkah perbaikan dalam PTM.
“Namun semangatnya bukan untuk menunda PTM, semangatnya adalah untuk melakukan perbaikan dari yang sudah terjadi klaster,” tutupnya. ***