MEDIA JAWA TIMUR - Data 1,3 juta pengguna aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC) yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diduga bocor.
Hal tersebut pertama kali dilaporkan oleh VPN Mentor, sebuah situs yang fokus pada Virtual Private Network (VPN) pada 30 Agustus 2021.
Melalui situs resminya, VPN Mentor mengatakan bahwa tim peneliti vpnMentor yang dipimpin oleh Noam Rotem dan Ran Locar menemukan pelanggaran data dalam program eHAC pemerintah Indonesia yang dibuat untuk mengatasi penyebaran pandemi COVID-19 di negara ini.
Baca Juga: Update Dugaan Kebocoran Data Pengguna Aplikasi eHAC Kemenkes: Polri Bantu Selidiki
Selasa, 31 Agustus 2021, hari ini Kemenkes menggelar konferensi pers untuk menanggapi dugaan tersebut.
Kepala Data dan Informasi Kementerian Kesehatan dr. Anas Maruf mengatakan bahwa saat ini tengah dilakukan investigasi dan penelusuran lebih lanjut.
Ia juga menjelaskan bahwa dugaan kebocoran data tersebut tidak terkait aplikasi eHAC yang ada di aplikasi PeduliLindungi.
"Dugaan kebocoran ini tidak terkait dengan aplikasi e-HAC yang ada di aplikasi PeduliLindungi, dan saat ini tengah dilakukan investigasi dan juga penelusuran lebih lanjut terkait dengan informasi dugaan kebocoran ini," katanya, dalam keterangan pers dikutip Mediajawatimur.com dari Sehat Negeriku.
Baca Juga: Warga Surabaya, Cek Data Penerima Bansos Melalui Link Berikut!