Siap-Siap! Kemenkes Prediksi Kasus Omicron di Indonesia Capai Puncaknya Februari 2022, Tunda Ke Luar Negeri

12 Januari 2022, 20:01 WIB
Kemenkes beberkan kapan puncak Omicron terjadi di Indonesia. /Tangkapan layar dari YouTube Kemenkes RI /

MEDIA JAWA TIMUR - Sampai dengan Senin, 10 Januari 2022, dengan penambahan sebanyak 92 kasus, maka total konfirmasi Omicron di Indonesia mencapai 506 kasus.

Bahkan Kementerian Kesehatan memprediksi jumlah ini masih akan terus terjadi ke depan hingga mencapai puncaknya pada Februari 2022, dengan jumlah kasus harian tembus 60 ribu orang.

Hal itu disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi.

Baca Juga: Kemenkes Ungkap Kebanyakan Orang yang Terinfeksi Omicron Sudah Divaksinasi Lengkap dan Tidak Bergejala

"Dalam 3-4 minggu ke depan akan mencapai puncaknya. Mungkin ke-1 atau ke-2 Februari ya (puncak Omicron). (Kasus harian) sekitar 40 ribu-60 ribu kasus," ucap Siti dikutip dari Kementerian Kesehatan melalui portal berita Polda Metro Jaya.

Peningkatan kasus tersebut diprediksi akan terjadi di seluruh wilayah di Indonesia.

Menurut Siti, di Jakarta saja diperkirakan bisa mencapai 21 ribu kasus per harinya.

Baca Juga: PTM Dihentikan Sementara di SMAN 71 Jakarta Timur Setelah Seorang Siswa Terkonfirmasi Omicron

Untuk mengantisipasi hal ini, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan Kemenkes akan menggencarkan telemedisin untuk pasien yang melakukan isolasi di rumah.

“Kami bekerjasama dengan 17 platform telemedisin untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi di rumah, agar penanganan pasien dapat dilakukan seluas dan seefektif mungkin,” ucap Nadia, dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan pada Rabu, 12 Januari 2022.

Baca Juga: Kemenkes: Pasien Omicron Hanya Perlu Jalani Isolasi Mandiri di Rumah

Sebelumnya, pada Selasa, 11 Januari 2022 kemarin, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan perubahan strategi layanan untuk pasien Omicron yang awalnya difokuskan ke rumah sakit, tapi sekarang hanya perlu menjalani isolasi mandiri di rumah.

Keputusan ini diambil setelah merinci dari total 414 kasus terkonfirmasi Omicron, 99% gejalanya ringan dan tanpa gejala.

Sedangkan yang masuk kategori sedang atau butuh perawatan oksigen hanya dua orang, yakni lelaki berusia 58 tahun dan 47 tahun.

Baca Juga: WHO Beri 'Kabar Baik' Terkait Omicron: Menginfeksi Tubuh Bagian Atas, Tak Sampai Timbulkan Pneumonia Parah

Kembali ke pernyataan Nadia terkait penambahan kasus konfirmasi Omicron, hingga saat ini masih didominasi oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Dari 506 kasus konfirmasi hanya 84 kasus yang merupakan transmisi lokal.

Nadia menambahkan, selain kasus konfirmasi, angka probable Omicron juga terus mengalami peningkatan.

Hingga Senin, 10 Januari 2022 terdeteksi sebanyak 1.384 probable Omicron yang didapatkan dari S Gene Target Failure (SGTF).

“Kalau kita perhatikan, juga terlihat peningkatan yang signifikan dari angka kasus harian di mana dari sejumlah 454 menjadi 802, naik hampir dua kali lipat,” imbuhnya.

Baca Juga: Masyarakat Dihimbau Tunda Perjalanan ke Arab Saudi, dan Turki untuk Hindari Penularan Omicron

Untuk itu, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau masyarakat untuk tidak berpergian dulu ke luar negeri.

"Saya ingin sampaikan pada teman-teman semua, hari ini jumlah kasus mencapai 802 kasus. Sebagian besar disumbangkan oleh pelaku perjalanan luar negeri," tutur Menko Luhut.

"Oleh karenanya, untuk kesekian kalinya, kami mengimbau masyarakat untuk tidak berpergian dulu ke luar negeri dalam 2-3 minggu ke depan," pungkasnya. ***

Editor: Indramawan

Sumber: PMJ News Kementerian Kesehatan Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler