BKN Akhirnya Angkat Bicara Terkait Pertanyaan Al Quran Atau Pancasila, Singgung Terorisme

21 Juni 2021, 08:14 WIB
Kepala BKN, Bima Haria Wibisana.* /Tangkap Layar IG @gocpns2021

MEDIA JAWA TIMUR - Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana akhirnya angkat bicara terkait munculnya pertanyaan opsional Al Quran atau Pancasila dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) sebagai syarat peralihan pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). 

Menurutnya, peserta tes wawasan kebangsaan yang mendapat pertanyaan untuk memilih Pancasila atau Al Quran dari asesor dikarenakan hasil indeks moderasi bernegara (IMB-68) dan profilingnya jeblok.

"Ini sebetulnya pertanyaan berat. Kalau ada seseorang yang ditanya asesor pilih Al Quran atau Pancasila maka dia termasuk kategori berat," ungkap Bima Haria Wibisana sebagaimana dikutip dari Antara pada Minggu, 20 Juni 2021.

Baca Juga: Soal Pilihan Al Quran atau Pancasila, Pimpinan KPK Mengaku Tidak Tahu: Kami Pasrahkan ke BKN

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pertanyaan tersebut digunakan asesor lantaran pertanyaan itu sering digunakan oleh teroris untuk merekrut para calon teroris.

Sehingga, para asesor akan melihat respons dari peserta tes wawasan kebangsaan yang ditanyakan perihal memilih Pancasila atau Al Quran.

Menurut Bima, jika seseorang memiliki pemahaman agama atau pancasila yang terbatas maka dengan cepat akan menjawab Al Quran. 

Baca Juga: 51 Pegawai KPK Dipecat, Kepala BKN: Tidak Merugikan Pegawai, Tidak Berarti Harus Menjadi ASN

Namun, jika peserta tersebut memiliki pemahaman agama yang lebih baik, ia akan bingung karena dalam agama ada unsur Pancasila dan Pancasila juga tidak bertentangan dengan agama.

"Jadi kebingungan inilah yang ditangkap oleh asesor sehingga mengetahui seseorang berada di level mana," jelas Bima.

Diakhir, Bima menegaskan bahwa makna dari pertanyaan memilih Pancasila atau Al Quran dalam tes wawasan kebangsaan sejatinya bukan perkara Pancasila atau agama melainkan lebih kepada melihat respons dari peserta.

"Perlu diketahui sebenarnya yang ingin dilihat asesor adalah respons dari pertanyaan, bukan jawabannya," pungkasnya. 

***

Editor: Syifa'ul Qulub

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler