Kepala BMKG: Banjir Bandang dan Tanah Longsor di NTT Dampak Perubahan Iklim

6 April 2021, 16:00 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. /Instagram.com/@dwikoritakarnawati

MEDIA JAWA TIMUR - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai dampak dari perubahan iklim global. 

Hal ini sejalan dengan kemunculan siklon tropis seroja. Menurutnya, fenomena ini jarang terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia. Namun sejak sepuluh tahun terakhir, kejadian siklon tropis semakin sering terjadi. 

Ia menjelaskan bahwa kejadian serupa pernah terjadi di tahun 2017, ditahun tersebut kejadiannya lebih parah dalam satu pekan bisa terjadi dua kali siklon tropis.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Waspada Hujan Disertai Petir di Jaksel dan Jaktim Hari Ini

"Perubahan iklim global itu memang nyata, ditandai semakin meningkatnya suhu baik di udara maupun di muka air laut," jelas Dwikorita dalam konferensi pers secara virtual pada Senin, 05 April 2021 malam. 

"Hal ini menunjukkan memang dampak perubahan iklim global harus benar-benar segera kita antisipasi," lanjutnya. 

Lebih lanjut Dwikorita menjelaskan bahwa siklon tropis seroja dapat terjadi karena beberapa faktor. 

Baca Juga: Waspada Perubahan Iklim Global, Kepala BMKG: Harus Benar-benar Segera Kita Antisipasi

Antara lain, suhu muka laut yang semakin hangat di wilayah Samudera Hindia hingga mencapai lebih dari 26,5 hingga 29 derajat celcius atau melebihi rata-rata.

"Ada kenaikan dua derajat celcius itu sudah sangat signifikan untuk kondisi cuaca," ungkapnya. 

Sementara itu, suhu udara di lapisan atmosfer menengah pada 500 milibar juga semakin hangat lebih dari tujuh derajat celcius. 

Baca Juga: Diduga Lakukan Penipuan, Mantan Pemain Timnas Indonesia Dilaporkan ke Polres Metro Bekasi Kota

Dua hal tersebut dapat meningkatkan kelembapan udara dan juga mengakibatkan naiknya tekanan udara.

"Akibatnya terjadi aliran angin karena sifatnya siklonik, artinya ada pusat kemudian di kelilingi oleh suhu udara yang lebih dingin maka terjadilah aliran masa udara atau angin yang sifatnya siklonik," pungkasnya. 

Diakhir, ia menjelaskan bahwa siklon tropis diprediksi masih akan terjadi hingga Selasa, 06 April 2021 hari ini, namun kekuatannya mulai melemah dan semakin menjauh dari wilayah Indonesia.

***

Editor: Syifa'ul Qulub

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler