Festival Literasi dan Pasar Buku Patjarmerah Hadirkan Teater Papermoon, Mardi Luhung, dan F. Aziz Manna

- 2 November 2022, 20:00 WIB
Festival literasi Patjarmerah pada Rabu, 2 November 2022.
Festival literasi Patjarmerah pada Rabu, 2 November 2022. /Patjarmerah

 

MEDIA JAWA TIMUR - Festival literasi dan pasar buku Patjarmerah Surabaya pada hari kelima, Rabu, 2 November, menghadirkan teman-teman SMP Shafta Surabaya yang mencoba mengenal lebih dalam buku dan dunia literasi di sekitarnya.

Patjarmerah Surabaya juga mengadakan dua program, yaitu pertunjukan sinematik dari Papermoon dan cangkrukan buku Jembatan Tak Kembali.

Kedua program acara tersebut diselenggarakan bebarengan pada sore hari.

Baca Juga: Berawal dari Kerja Bakti, Warga Prigen, Pasuruan Temukan Bangunan Candi dan 3 Batu Berbentuk Kepala Dewa

Teater boneka Papermoon sendiri merupakan proyek kesenian yang berfokus pada permainan teater boneka.

Dengan kecintaan terhadap seni rupa dan seni pertunjukan, Papermoon selama ini mengadakan pertunjukan di ruang-ruang kecil, seperti di halaman rumah, warung kopi, dan tempat-tempat umum lainnya.

Khusus di patjarmerah Surabaya kali ini, kolektif teater boneka tersebut mencoba menyebarkan karyanya dengan memutar videonya di ruang auditorium
Institut Francais (IFI) Surabaya.

Baca Juga: Trans Semanggi Suroboyo Teman Bus Masih Gratis untuk Penumpang Ini, Terbatas hingga 31 Desember 2022

Dipantau Mediajawatimur.com, pemutaran video Papermoon dimulai sejak pukul 15.30 WIB. Mereka yang ingin mengikutinya perlu membeli dahulu buku Papermoon yang bernama Selepas Napas.

Buku tersebut lika-liku dunia Papermoon selama ini dan secara langsung menjadi tiket masuk ke venue di sore ini.

Acara dibuka oleh MC dan sambutan dari Ria Papermoon, lalu pengunjung langsung diajak
menonton Kacacaka, lakon sinema sore itu.

Baca Juga: Rayakan Hari Wayang Nasional 2022, UPT Taman Budaya Jawa Timur Bakal Gelar 'Pekan Wayang' Selama Seminggu

Selesai menonton, para pengunjung diajak tur mengenal studio Papermoon yang ada di Jogjakarta secara daring serta berdiskusi tentang pertunjukan sinematik tersebut.

“Teater Papermoon menggunakan sudut pandang anak kecil karena mereka sendiri adalah minoritas di masyarakat. Anak-anak seharusnya tetap menjadi individu yang merdeka, yang layak diberi ruang dan berhak memberi suara,” terang Ria.

“Papermoon juga tidak menggunakan dialog karena dunia di luar sudah terlalu berisik. Toh Bahasa tubuh boneka sudah menjadi bahasa ibu dari boneka itu sendiri,” tambahnya.

Baca Juga: Habib Syech Akan Bersholawat di Pasuruan! Cek Info Lengkapnya beserta Jadwal Festival Santri Kota Pasuruan

Bebarengan dengan Papermoon, pembahasan buku Jembatan Tak Kembali dilakukan di panggung utama patjarmerah Surabaya.

Mardi Luhung selaku penulis buku menjadi narasumber utama dengan ditemani oleh F. Aziz Manna, membahas kumpulan cerita pendek dalam buku itu yang sebenarnya sudah sempat dirilis di media massa.

“Cerpen ini sebenarnya perwujudan dari keinginan saya untuk residensi ke luar negeri. Hanya saja di dalamnya sendiri, lebih mengarah kepada apa yang saya lihat, tentang perkampungan di mata saya, tentang bagaimana saya melihat keluarga saya,” jelas Mardi menerangkan apa yang dia tuliskan.

Baca Juga: Sheila On 7 Bakal Gelar Konser Tunggal di Jakarta 2023, Penjualan Tiket Mulai 7 November 2022

Kedua program Patjarmerah Surabaya tersebut selesai pada pukul 17.30 WIB, akan tetapi pasar buku masih berlangsung hingga pukul 22.00 WIB dan akan terus terlaksana hingga Minggu, 6 November 2022.

Masih ada pula acara-acara lain yang bakal terselenggara di Patjarmerah Surabaya.***

Editor: Yuliana Kristianti


Tags

Terkait

Terkini

x