Juru Bicara Ponpes Modern Darussalam Gontor Akui Temukan Dugaan Penganiayaan pada Santri yang Meninggal

- 6 September 2022, 07:00 WIB
Juru bicara Gontor, Noor Syahid saat memberikan klarifikasi terhadap kasus meninggalnya AM.
Juru bicara Gontor, Noor Syahid saat memberikan klarifikasi terhadap kasus meninggalnya AM. /Instagram.com/@pondok.modern.gontor

MEDIA JAWA TIMUR - Pihak Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, akhirnya memberikan pernyataan atas meninggalnya salah satu santri mereka.

Sebelumnya, meninggalnya salah satu santri putra Pondok Modern Darussalam Gontor bernama Albar Mahdi asal Palembang ini menjadi perbincangan yang ramai usai sang ibu mengunggah video reels yang mengungkap kejanggalan peristiwa tersebut.

Pada 5 September 2022, klarifikasi dari pihak pondok pesantren modern Gontor disampaikan oleh Juru Bicara, Noor Syahid.

Baca Juga: Seorang Santri Putra Meninggal di Pondok Pesantren Gontor 1, Sang Ibu Datangi Hotman Paris Minta Bantuan

Hasil dari klarifikasi tersebut mengatakan bahwa pihak pondok pesantren modern Gontor memang menemukan adanya dugaan kekerasan terhadap almarhum ananda AM.

“Dari tim pengasuhan santri, kami memang menemukan dugaan penganiayaan,” kata Noor Syahid yang dikutip Mediajawatimur.com dari Instagram @pondok.modern.gontor.

Pihaknya juga mengambil tindakan hukum terhadap santri yang terlibat dugaan penganiayaan dengan mengeluarkannya dari pondok secara permanen.

“Pada prinsipnya, Pondok Modern Darussalam Gontor tidak menoleransi segala aksi kekerasan,” imbuhnya.

Baca Juga: Santri Ponpes Gontor 1 Meninggal, Ibu Merasa Ada Hal Janggal: Sungguh Miris, Tragis, Menyakitkan Hati Saya

Sebelum membenarkan adanya dugaan penganiayaan, Noor Syahid berkali-kali menyampaikan permohonan maaf dan belasungkawa terhadap keluarga almarhum.

Pihak pondok sangat menyesali adanya peristiwa seperti itu dan berharap ke depannya tidak terjadi lagi.

“Sebagai pondok yang memiliki perhatian terhadap pendidikan karakter, kami berharap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” kata Noor Syahid.

Selain itu, pihak pondok modern Darussalam Gontor juga memohon maaf karena proses pengantaran jenazah yang dianggap tidak jelas dan tidak terbuka.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Rencanakan Taman Hutan Raya Pakal Jadi Eco Wisata, Upaya Wujudkan Wisata Murah

Pihak pondok pesantren modern Darussalam Gontor pun menegaskan bahwa pihaknya siap mengikuti segala upaya penegakan hukum terkait peristiwa wafatnya almarhum AM.

Usaha untuk terus berkomunikasi dengan pihak keluarga almarhum AM juga terus dilakukan pihak pondok sebagai salah satu usaha mendapat solusi terbaik demi kemaslahatan bersama.

Sementara terkait meninggalnya AM, terjadi pada Senin, 22 Agustus 2022 lalu, dan pihak keluarga mendapat kabar pukul 10.20 WIB.

Baca Juga: Berapa Harga Elpiji Usai BBM Subsidi Naik? Begini Hasil Tinjauan Khofifah di Distributor Jombang

Waktu mendapat kabar dan isi dari surat keterangan yang diterima oleh pihak keluarga itulah yang menjadi kejanggalan.

“Padahal di surat keterangan yang kami terima, meninggal pukul 06.45 WIB. Rentang waktu itu menjadi pertanyaan bagi keluarga kami,” kata Soimah, ibu almarhum AM yang dikutip dari Instagram @soimah_didi.

Kejanggalan itu pun terus berlanjut ketika jenazah akhirnya tiba di Palembang pada Selasa, 23 Agustus 2022 yang mendapat pernyataan bahwa almarhum meninggal akibat kelelahan.

Baca Juga: Santri Ponpes Gontor 1 Meninggal, Ibu Merasa Ada Hal Janggal: Sungguh Miris, Tragis, Menyakitkan Hati Saya

Namun, keluarga mendapat laporan bahwa kronologinya tidak demikian hingga mereka meminta jenazah dibuka.

Akhirnya, pihak pondok pesantren Modern Darussalam gontor yang mengantar jenazah pun mengakui adanya peristiwa kekerasan setelah didesak.

Itulah informasi klarifikasi pihak Pondok Modern Darussalam Gontor terhadap kasus wafatnya salah satu santrinya.***

Editor: Yuliana Kristianti


Tags

Terkait

Terkini

x