Network
Media Jawa Timur – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya saat ini sedang menjalankan program rumah sehat di setiap kelurahan.
Rumah sehat ini selanjutnya akan digunakan sebagai penampungan Orang Tanpa Gejala (OTG) atau bergejala ringan Covid-19.
Diharapkan program rumah sehat ini bisa mengurangi Bed Occupancy Rate (BOR) atau persentase tempat tidur terisi di rumah sakit yang menangani Covid-19.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Isi Tabung Oksigen Secara Mobilisasi, Tunjang Fasilitas Kesehatan
Dilansir Media Jawa Timur dari laman humas.surabaya.go.id, program ini ternyata sempat mendapatkan penolakan dari warga setempat.
Seperti yang terjadi di Kelurahan Gubeng, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya.
“Intinya, kampung mereka tidak mau ditempati untuk isolasi. Salah satunya karena faktor ketakutan,” tutur tokoh agama sekaligus Ketua Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM), Kelurahan Gubeng, Chusaini.
Baca Juga: Pemerintah Galakkan Testing dan Tracing di Daerah PPKM, Klaim Covid-19 Bisa dengan Antigen
Menurutnya, ketakutan ini dipicu oleh pemilihan SDN Gubeng I/204 sebagai rumah sehat yang dirasa kurang tepat karena berada di tengah pemukiman warga, disertai dengan akses keluar masuk kendaraan yang kurang mendukung.
