Festival Susur Sungai di Banyuwangi Perlu Dicontoh Sebagai Upaya Menjaga Ekosistem Sungai

- 17 Juni 2021, 20:32 WIB
Pada Festival Susur Sungai ini dilakukan penebaran ikan, setelah sebelumnya juga dilakukan bersih-bersih sungai dari sampah (16 Juni 2021)
Pada Festival Susur Sungai ini dilakukan penebaran ikan, setelah sebelumnya juga dilakukan bersih-bersih sungai dari sampah (16 Juni 2021) /banyuwangikab.go.id

MEDIA JAWA TIMUR - Di Teluk Pangpang, yang masuk wilayah Dusun Krajan, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi kemarin (16 Juni 2021) telah diselenggarakan Festival Susur Sungai.

Puluhan warga Desa Wringinputih berperahu menempuh jarak sejauh 2 kilometer melewati hutan mangrove yang ada di teluk yang merupakan muara pertemuan Sungai Setail dan Sungai Kedunggebang tersebut.

Sembari menyusuri sungai dilakukan penebaran ikan, setelah sebelumnya juga dilakukan bersih-bersih sungai dari sampah.

Baca Juga: Pemkot Surabaya dan Pelindo III Kembangkan Potensi Wisata Air di Kalimas, Ada Kapal Pesiar Segala!

 

Sebagai informasi, Festival Susur Sungai ini rutin digelar tiap bulan oleh Pemkab Banyuwangi secara bergantian di sejumlah aliran sungai.

Festival ini ternyata merupakan cara yang ditempuh Pemkab Banyuwangi untuk menjaga ekosistem sungai mereka.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Guntur Priambodo menyebut menjaga ekosistem sungai ini perlu dilakukan sebagai upaya menjaga kualitas air di bumi.

Baca Juga: Pantai Selayar Gresik Terus Dikembangkan Potensinya Menjadi Destinasi Wisata Baru

Menurutnya, jika aktivitas manusia yang berada di sekitar aliran sungai tidak diimbangi dengan kesadaran melestarikan sungai, maka kualitas air akan buruk.

"Untuk itulah Pemkab Banyuwangi terus berupaya menjaga kualitas sungai di daerahnya dengan berbagai macam cara, salah satunya lewat Festival Susur Sungai. Masyarakat diajak untuk memperhatikan kawasan sungai dan sepanjang alirannya," jelas Guntur.

"Saya berharap, aliran air disini tetap terjaga. Sebab daerah ini potensial sebagai objek wisata sungai, di samping potensi lainnya seperti wisata mangrove dan wisata memancing," kata Guntur.

Baca Juga: Kabupaten Magetan Akan Mempunyai Gedung Literasi Sekaligus Tempat Wisata dengan View Gunung Lawu

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perikanan Arief Setiawan, kegiatan susur sungai ini juga dimaksudkan sebagai kegiatan konservasi sungai.

"Bicara konservasi tidak hanya menanam tanaman, tapi juga berurusan dengan aliran sungai dan pantai. Kita memberikan edukasi bagi rakyat bahwa sungai memiliki potensi, ekosistem, ada biota di dalamnya yang harus kita lindungi," terangnya.

Arief mencontohkan, dulu di Sungai Setail ini mudah didapati lele yang bersengat, tapi kini sudah mulai punah, sehingga anak-anak muda hanya mengenal lele jenis dumbo.

Baca Juga: Lewat Ngalas Bareng WR 155, Yamaha Jatim Ajak Konsumen dan Awak Media Eksplor Kawasan Potensi Wisata di Malang

Selain itu juga ada beberapa ikan yang hampir punah seperti sepat, hampala, dan juga labi-labi.

"Kita ajak kembali masyarakat khususnya anak-anak muda supaya tetap dan terus peduli lingkungan. Kali ini kita juga perkenalkan alat tangkap yang ramah digunakan seperti bubu, pancing dan jala. Jangan gunakan lagi alat tangkap seperti strum dan potas," ujar Arief.

Di festival ini, juga ditampilkan beraneka produk home made potensi setempat yang dikelola kelompok pengelola dan pemasar (poklasar) Desa Wringinputih.
Beberapa di antaranya adalah kripik mangrove, teh dan sirup mangrove.

durianBaca Juga: Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi Instruksikan Wilayah Kecamatan Solokuro Jadi Sentra Buah Durian

Juga ada produk olahan hasil perikanan air tawar seperti ebi kering, terasi rebon, abon ikan tuna, bakso kerang goreng, krupuk cumi, olahan siput, dan kepiting. ***

Editor: Indramawan

Sumber: banyuwangikab.go.id


Tags

Terkini