Usai Gempa di Kabupaten Blitar, BMKG Minta Kepala Daerah Tinjau Konstruksi Bangunan di Pesisir Selatan Jawa

22 Mei 2021, 10:10 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. /Instagram.com/@dwikoritakarnawati

MEDIA JAWA TIMUR - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati meminta kepada seluruh kepala daerah untuk meninjau kontruksi bangunan yang berada di pesisir selatan Jawa. 

Hal ini sebagai langkah antisipatif dalam merespon peningkatan aktifitas kegempaan di wilayah pesisir selatan Jawa. 

"Gempa ini merupakan alarm untuk kita segera menyiapkan aspek keselamatan bangunan dan evakuasi apabila skenario terburuk terjadi," jelas Dwikorita dalam konferensi pers daring di Jakarta pada Jumat, 21 Mei 2021 malam. 

Baca Juga: Warning Kepala Daerah di Pesisir Selatan Jawa, BMKG: Waspada Meningkatnya Aktifitas Gempa!

Terkait peninjauan bangunan, ia memenekan pada fasilitas publik, seperti gedung sekolah dan perkantoran. 

Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian bangunan dengan standar bangunan tahan gempa.

Lebih lanjut Dwikorita menjelaskan bahwa kejadian gempa bumi tidak dapat di prediksi. Kendati demikian, hal itu tidak perlu ditanggapi dengan kepanikan.

Menurutnya, peningkatan aktifitas kegempaan di pesisir selatan Jawa terjadi usai gempa pada bulan April di selatan Jawa Timur.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Kabupaten Blitar, Tidak Berpotensi Tsunami

"Ini harus dibuka, ini bukan data rahasia, dan kami mohon dengan informasi ini, terutama pemerintah daerah di wilayah sepanjang pesisir Jawa maupun provinsi yang memiliki pesisir selatan, perlu mewaspadai aktivitas kegempaan yang signifikan," ungkapnya.

Diketahui, sebelumnya gempa tengah terjadi di wilayah Tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada hari Jumat pukul 19.09 WIB.

Gempa terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.

Baca Juga: Gempa Susulan di Blitar Terjadi Sebanyak Dua Kali dengan Magnitudo 3,1 dan 2,9

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam Lempeng Eurasia," jelas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis pada Jumat, 21 Mei 2021.

BMKG semula menyatakan gempa yang pusatnya berada di laut sekitar 57 kilometer arah tenggara Kabupaten Blitar di kedalaman 110 kilometer itu magnitudonya 6,2. 

Namun, kemudian memutakhirkannya menjadi 5,9. Menurut hasil monitoring BMKG, hingga pukul 20.00 WIB terjadi dua kali gempa bumi susulan dengan magnitudo 3,1 dan 2,9 setelah gempa dengan magnitudo 5,9 di Blitar.

***

Editor: Syifa'ul Qulub

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler