MEDIA JAWA TIMUR - Virus Covid-19 varian Omicron telah terdeteksi di 24 negara di dunia. Varian baru yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan tersebut membuat banyak negara membuat kebijakan baru mengenai perjalanan dan kedatangan dari luar negeri.
Dengan cepat, Omicron menjadi kekhawatiran global di tengah spekulasi bahwa varian tersebut mungkin kebal vaksin.
WHO mengatakan bahwa varian Omicron telah terdeteksi di 23 negara. Namun, pada Rabu, 1 Desember 2021 Amerika Serikat melaporkan kasus varian itu telah terdeteksi di sana.
Pemimpin teknis COVID-19 di Program Darurat Kesehatan WHO, Maria Van Kerkhove, mengatakan para ilmuwan berharap untuk mengetahui lebih banyak tentang seberapa cepat varian baru itu menyebar dan seberapa parah kemungkinannya.
Meskipun, pasien yang terkena Omicron sejauh ini datang dengan penyakit ringan.
"Kami berharap memiliki lebih banyak informasi tentang penularan dalam beberapa hari, tidak harus berminggu-minggu," katanya pada Rabu, 1 Desember dalam konferensi pers di Jenewa, dikutip Mediajawatimur.com dari NPR.
Baca Juga: Perbedaan Omicron Dibandingkan Varian Corona Lain dan Bagaimana Mencegahnya
Maria Van juga berharap pada wartawan yang hadir dalam konferensi pers tersebut agar memberitakan dengan jelas bahwa tidak ada indikasi yang menunjukkan vaksin tidak bekerja pada Omicron. Sehingga, vaksinasi harus didapatkan agar tubuh lebih terlindungi.