Video Tik Tok Miss Papua Nugini yang Pertontonkan Tarian Pinggul Tuai Pro-Kontra

8 April 2021, 11:49 WIB
Miss Papua Nugini, Lucy Maino yang dibebastugaskan usai joget TikTok. /instagram.com/@ucymaino_misspng19/

MEDIA JAWA TIMUR – Video Tik Tok yang diunggah Miss Papua New Guinea, Lucy Maino (25 Tahun) menuai kontroversi dari warga dan tokoh setempat.

Pasalnya, dalam video itu terlihat Maino yang dinobatkan sebagai Miss Papua Nugini sedang melakukan twerking atau tarian dengan gerakan pinggul.

Meskipun video twerking seperti ini jamak dipertontonkan di aplikasi sejuta umat tersebut, namun tak urung banyak warganet yang mengkritik aksi Maino, karena dianggap kurang pantas bagi seseorang yang menjadi role model untuk melakukan tarian seperti itu, sehingga kontroversi pun bermunculan.

Baca Juga: Ini Alasan, Kenapa Drakor dari Novel Karya Penulis Cina Jadi Kontroversi di Korea

"Tujuan inti kami adalah pemberdayaan perempuan. Kami adalah platform yang mempromosikan warisan budaya, nilai-nilai tradisional, dan membagikannya melalui pariwisata terkait negara, dan masyarakat kami," kata komite Miss Pacific Islands Pageant Papua New Guinea (MPIP PNG) dalam pernyataannya, seperti yang dikutip Media Jawa Timur dari situs theguardian.com.

Ditambahkannya, "MPIP PNG mempromosikan nilai-nilai kepercayaan, harga diri, integritas, dan layanan masyarakat dengan juga fokus pada pendidikan."

Tak hanya mengkritik, pihak MPIP PNG juga membebastugaskan Lucy Maino sebagai Miss Papua New Guinea.

Baca Juga: Efek Samping Vaksin AstraZeneca: Potensi Risiko Pembekuan Darah

Dengan kata lain, wanita 25 tahun yang juga aktif mengambil peran dalam upaya memerangi pandemi Covid-19, dan menjadi wakil kapten tim nasional sepak bola wanita ini harus melepas Mahkota Miss Papua Nugini yang didapatnya pada tahun 2019 lalu.

Keputusan pihak MPIP PNG ini menuai kecaman dari Gubernur East Sepik, Allan Bird, yang juga adalah ketua bersama Coalition of Parliamentarians against Gender-Based Violence atau koalisi forum anti kekerasan berdasarkan gender.

"Masyarakat macam apa ini yang mengutuk penyiksaan dan pembunuhan perempuan, namun justru marah-marah ketika seorang wanita muda membuat video tari?" tulis Allan Bird pada media sosial miliknya.

Baca Juga: Porsche dan Shell Siapkan Jaringan Pengisian Kendaraan Listrik Lintas Negara Pertama di Asia Tenggara

Sementara seorang mantan Miss PNG yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, kejadian ini menunjukkan terjadinya misogini atau sindrom kebencian dan diskriminasi terhadap perempuan yang telah mengakar di negara ini.

"Saya yakin, jika ada seorang tokoh laki-laki yang membuat video TikTok semacam itu, kita semua akan tertawa, atau bahkan memujinya," ucapnya.

Selain itu juga muncul banyak kecaman dari warga terhadap komite MPIP PNG karena justru tidak membela Maino, setelah dia diserang warganet gara-gara video tersebut.

Baca Juga: Ingenuity, Helikopter Robot NASA Dijadwalkan Jelajahi Mars Pada 11 April 2021

Seorang advokat untuk wanita, yang tak mau namanya disebutkan karena takut ikut menjadi sasaran kemarahan orang-orang yang mem-bully Maino secara online mengatakan, “Komite seharusnya bisa menangani masalah ini dengan lebih baik, dengan lebih dulu menggarisbawahi

"Komite seharusnya bisa menangani masalah ini lebih baik, dengan terlebih dahulu menguraikan klausul yang dia langgar sebagai Miss PNG. Saya merasa, orang-orang ini seperti melemparkan kesalahan pada dirinya tanpa memberikan kesempatan untuk menjelaskan. Ini bukan cara yang benar."

Perwakilan PBB  yang ada di Papua Nugini pun mengungkapkan ketidakpuasannya atas masalah ini melalui pernyataan dalam Facebook.

Baca Juga: Karena Merugi, LG Electronics Tak Lagi Produksi dan Pasarkan Handphone Mulai 31 Juli 2021

“Kita melihat terjadinya banyak kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di negara yang indah ini. Beberapa melalui bullying yang akhirnya bisa berujung pada melayangnya banyak nyawa… Mereka tidak seharusnya melakukan hal seperti itu.”

 

Hingga berita ini diturunkan, The Guardian menginfokan belum ada tanggapan dari pihak MPIP PNG. ***

Editor: Indramawan

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler