Tari Lumense memiliki arti yang diambil dari bahasa daerah setempat yakni kata "lume" yang berarti terbang dan "mense" yang berarti tinggi.
Sehingga, arti keseluruhan dari tarian ini adalah terbang tinggi.
Tarian ini telah ada dan berkembang sejak 200 tahun yang lalu.
Akan tetapi, Tari Lumense ini pernah lenyap pada tahun 1946-1960 dan muncul kembali pada tahun 1962.
Kemudian, di tahun 1973, tarian ini mulai berkembang dikalangan masyarakat Kabaena, Bombana, Sulawesi Tenggara.
Di masa lalu, Tari Lumense ini dilakukan dalam ritual pe-olia
Ritual pe-olia yakni ritual penyembahan kepada roh halus yang disebut Kowonuano (penguasa/pemilik negeri) dengan menyajikan berbagai jenis makanan.
Ritual pe-olia ini dimaksudakan agar Kowonuano berkenan mengusir segala bencana yang terjadi.
Baca Juga: Jokowi Pimpin Upacara Apel Kehormatan dan Renungan Suci HUT Ke-77 RI di Taman Makam Pahlawan