Network
Prannoy memulai di akhir yang lebih sulit melawan Rasmus Gemke, tetapi kekhawatiran yang jauh lebih besar muncul secara tak terduga saat dia jatuh dan pergelangan kaki kanannya terkilir.
“Saya tidak bisa menerjang. Ada banyak hal yang terjadi di kepalaku. Setelah tergelincir, rasanya sedikit lebih sakit dari biasanya dan saya bertanya-tanya apa yang harus dilakukan, saya pikir saya akan mencoba mengatasinya,” kata Prannoy, dikutip Mediajawatimur.com dari BWF.
Baca Juga: Hebat! Tim Tenis Putra dan Putri Indonesia Maju ke Babak Semifinal SEA Games 2021 Vietnam
“Saya tidak yakin gerakan apa yang bisa saya lakukan dan apa yang tidak bisa saya lakukan. Rasanya seperti semuanya akan menurun, tetapi saya pikir tidak boleh menyerah, biarkan saya melihat bagaimana kelanjutannya,” sambungnya.
Beruntung rasa sakit pada kakinya mulai berkurang seiring jalannya pertandingan.
“Saya berharap itu tidak bertambah parah. Rasa sakit mulai berkurang menjelang akhir game kedua, dan di game ketiga saya merasa jauh lebih baik,” ucapnya.
Baca Juga: Epik High, Trio Hip-Hop asal Korea Selatan Bakal Konser di Jakarta, Catat Tanggal dan Tempatnya
Saat memasuki pertandingan, Prannoy bergerak dengan lancar dan selalu dalam posisi untuk melakukan pukulan terkeras untuk Gemke.
Ia tidak tergesa-gesa saat bermain dan berhasil menemukan zonanya. Kerja mental dengan psikolog selama enam bulan terakhir telah membuahkan hasil.
“Lebih dari fisik, itu adalah permainan mental. Saya hanya tidak boleh kehilangan fokus,” ujar Prannoy.
