MEDIA JAWA TIMUR - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan, pemerintah terus memonitor dengan seksama gelombang varian BA.4 dan BA.5 yang diprediksikan puncak kasusnya terjadi pada Juli 2022 mendatang.
“(Puncaknya) satu bulan sesudah diidentifikasi, jadi sekitar minggu ke-3 - minggu ke-4 Juli, dan kemudian nanti akan turun kembali," kata Menkes.
“Tetapi yang kita perlu lihat adalah bahwa fatality rate-nya atau kematiannya itu jauh lebih rendah, mungkin seperduabelas atau sepersepuluh dari Delta dan Omicron,” tuturnya.
Baca Juga: Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia, Pemerintah Siapkan Upaya Mitigasi
Hal ini disampaikan Menkes seiring dengan terus meningkatnya kasus COVID-19 ini, yang di sejumlah negara, termasuk Indonesia, dipicu oleh Omicron varian BA.4 dan BA.5.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta sendiri melaporkan pada Rabu 15 Juni 2022, bahwa sebanyak 3.282 orang sedang menjalani perawatan atau isolasi akibat terkonfirmasi positif COVID-19.
Untuk itu Menkes menyampaikan, pihaknya terus memonitor perkembangan kasus COVID-19 global dan pola penyebarannya.
“Kita amati di Afrika Selatan sebagai negara pertama yang (varian) BA.4 dan BA.5 masuk, puncaknya itu sepertiga dari puncaknya Omicron atau Delta sebelumnya," kata Menkes.