"Model pakaian adl produk budaya. Maka itu menuduh orang pakai penutup kepala spt jilbab ala Indonesia, Melayu, Jawa, dan lain-lain sebagai manusia gurun adalah salah besar," tambahnya.
Ia juga menyebut bahwa sejak tahun 1990-an banyak sekali profesor-profesor yang menganakkan hijab.
Baca Juga: Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Jokowi Menyampaikan Ucapan Selamat Idul Fitri 1443 Hijriah
"Sejak tahun 1990-an banyak sekali profesor2 di kampus besar spt UI, ITB, UGM, IPB, dll yg tadinya tdk berjilbab menjadi berjilbab," katanya lagi.
Mahfud pun mengomentari Dirut Pertamina dan Kepala Badan POM yang juga berhijab.
"Ibu Dirut Pertamina dan Kepala Badan POM jg berjilbab. Mereka jg pandai2 tp toleran, meramu keislaman dan keindonesiaan dlm nasionalisme yang ramah," jelasnya.
Baca Juga: Profil Budi Santosa Purwokartiko, Rektor ITK yang Viral Soal Pernyataannya tentang Mahasiswa
Menurut Mahfud, memuji-muji mahasiswa hanya karena mereka tak menggunakan istilah-istilah agamais, tidaklah bijaksana.
"Me-muji2 sbg mhs/i hebat hny krn mereka tdk memakai kata2 agamis, 'Insyaallah, qadarallah, syiar' sbgmn ditulis oleh Rektor ITK itu jg tdk bijaksana," kata Mahfud lagi.
Mahfud mengatakan bahwa ungkapan agamais seperti itu merupakan kata-kata yang baik bagi orang beriman.