Kemnaker Mencatat Selama Pandemi Tenaga Kerja Perempuan Meningkat, Sedangkan Laki-Laki Menurun

- 19 April 2022, 20:00 WIB
Inspektur Jendral Kemenaker RI, Estiarty Haryani, S.Pt., MT. dalam webinar "Perempuan Andal di Era Digital", dalam memperingati Hari Kartini, yang diselenggarakan oleh STIKOSA -AWS.
Inspektur Jendral Kemenaker RI, Estiarty Haryani, S.Pt., MT. dalam webinar "Perempuan Andal di Era Digital", dalam memperingati Hari Kartini, yang diselenggarakan oleh STIKOSA -AWS. /Dok. STIKOSA-AWS.

MEDIA JAWA TIMUR - Selama masa pandemi COVID-19, data Kementerian Ketenagakerjaan RI mencatat, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang relatif tinggi. Pada Agustus tahun 2021, tenaga kerja laki-laki sebanyak 82,27%, sedangkan tenaga kerja perempuan sebanyak 53,34%.

Sementara, di bulan Agustus tahun 2019, tenaga kerja laki-laki sebanyak 83,25% dan tenaga kerja perempuan sebanyak 51,81%.

Kondisi demikian, mengkonfirmasi besarnya kelompok Bukan Angkatan Kerja (BAK) perempuan yang menjadi ibu rumah tangga sebelum masa pandemi dibanding saat pandemi.

Baca Juga: Formasi dan Syarat Lowongan Kerja BUMN Perum Perhutani 2022 untuk Lulusan D3 dan S1

Dari total 47,7 juta perempuan usia kerja, yang bukan termasuk angkatan kerja sebanyak 76,99% adalah mengurus rumah tangga.

Data dari Kementerian Ketenagakerjaan tersebut disampaikan Inspektur Jendral Kemenaker RI, Estiarty Haryani, S.Pt., MT., yang mewakili Menteri Ketenagakerjaan, Dr. Hj. Ida Fauziyah, M.Si., di acara webinar "Perempuan Andal di Era Digital" yang diselenggarakan oleh STIKOSA-AWS (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya), dalam rangka memperingati hari Kartini pada Senin, 18 April 2022.

Hadir sebagai narasumber lainnya, Anggota DPR RI, Arzetti Bilbina, SE., M.A.P., dan Alumni STIKOSA-AWS yang juga Founder of Speak Ups School for Public Relations, Meity Piris, S.
Sos.

Baca Juga: Manajer Ungkap Kondisi Terkini Daood, Drummer Band Debu Setelah Kecelakaan

Sebagai narasumber pertama, Inspektur Jendral Kemenaker RI, Estiarty Haryani menjelaskan profil ketenagakerjaan dari kesetaraan gender.

"Dari total 270,2 juta jumlah penduduk di Indonesia, 42,49% adalah perempuan. Jika kita melihat dari sisi tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan. Di sini saya menggunakan 5 tahun time series, secara tren partisipasinya semakin meningkat TPAK-nya, meskipun secara komparasi laki-laki lebih dominan," ungkapnya.

"Terkait peningkatan jumlah tenaga kerja perempuan yang menggunakan media digital, ibu rumah tangga yang semula bukan sebagai kelompok Bukan Tenaga Kerja, memanfaatkan media sosial untuk memperoleh penghasilan dari rumah melalui aplikasi-aplikasi digital," imbuh Irjen Kemenaker tersebut.

Baca Juga: Chicco Jerikho dan HiVi! Ungkap Pesan dalam Lagu 'Dengar Alam Bernyanyi' yang akan Rilis di Hari Bumi

Di pembukaan webinar, Ketua STIKOSA-AWS, Dr. Meithiana Indrasari, ST., menyatakan,

"Platform kolaborasi di era digital sangat diperlukan, yang mana dituntut kemampuan memunculkan ide-ide inovatif dan dikolaborasikan dengan yang lainnya," ujar Mei, sapaan akrab Dr. Meithiana Indrasari.

Sedangkan, Arzetti Bilbina di sesi selanjutnya menyampaikan kemajuan teknologi merupakan peran besar untuk kita semua dalam mengubah kehidupan kita baik secara sosial, ekonomi, budaya maupun politik.

"Perempuan biasanya dilihat dari sisi ekonomi, karena perempuan banyak dibilang
sebagai menteri ekonomi dalam rumah tangga. Emak-emak biasanya senang shopping ya?
Sekarang cukup dengan memencet tombol produk yang ada di gawai kita," kata  Arzetti.

Baca Juga: Banyuwangi Gelar Khotmil Quran untuk Peringati Nuzulul Quran: Diikuti 600 Hafidz Hafidzah, Katam 3000 Kali

Ia melanjutkan, saat ini meski kita berjauhan, dalam ranah sosial saat ini dipermudah kita
bisa berkomunikasi.

"Jadi artinya, di era inilah setiap orang memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk sama-sama menjadi produsen sekaligus bisa menjadi konsumen. Ruangnya sama dan semuanya bebas." katanya,

Lebih jauh Arzetti memaparkan, ketika kita berbicara aktivitas apapun di ruang digital, ruang dan waktu tidak lagi menjadi penghalang.

"Artinya, kita melihat realitas itu (dengan kemajuan teknologi) memberikan kesempatan yang sangat luas bagi setiap individu untuk mengembangkan potensinya masing-masing. Memberikan kesempatan untuk mengasah kemampuannya melalui derasnya arus informasi saat ini," kata Arzetti.

Baca Juga: Marshel Widianto Buat Show Onlyfuns, Tiket Kategori Google Drive Dijual Paling Mahal

"Demikian juga kita sebagai perempuan, kesempatan menjadi ahli di bidang masing-masing tentunya terbuka lebar, informasi yang membludak tidak terbatas. Kita sebagai perempuan hebat, mari kita mengambil kesempatan apapun yang terbuka luas ini,” lanjutnya.

Sementara itu, sebagai pembicara terakhir, Meity Piris, S. Sos. lebih banyak menceritakan pengalamannya
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi melalui media digital, untuk meraup penghasilan.

"Saya sebagai penyiar Radio kalau dulu saat saya kuliah di STIKOSA-AWS, untuk
memberikan wawasan informasi kepada pendengar, saya wajib membeli buku mulai dari proses mencari buku di toko-toko buku dan hingga saya baca-baca," ungkap Meity Piris.

Baca Juga: Eri Cahyadi dan Presiden Persebaya Bahas Mini Turnamen Olahraga, Sambut Hari Jadi Surabaya: Ngundang Sopo Rek?

"Tapi sekarang dengan kemajuan teknologi digital, seorang penyiar radio cukup dengan menggunakan gawainya, browsing atau searching untuk mencari informasi yang diingini, yang menarik sebagai bahan obrolan atau untuk diinformasikan kepada para pendengarnya,” lanjutnya.

Sebagai informasi Webinar memperingati Hari Kartini dengan tema "Perempuan Andal di Era Digital" yang diselenggarakan oleh STIKOSA-AWS ini diikuti sebanyak lebih dari 130 peserta secara online.***

Editor: Yuliana Kristianti


Tags

Terkait

Terkini