Profil Budi Santosa Purwokartiko, Rektor ITK yang Viral Soal Pernyataannya tentang Mahasiswa

1 Mei 2022, 06:00 WIB
Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Profesor Budi Santosa Purwokartiko yang viral akibat pernyataannya tentang mahasiswa. /Foto: Dok. ITK/Dok. ITK

MEDIA JAWA TIMUR - Profil Rektor ITK Budi Santosa Purwokartiko yang viral karena sempat tuai kecaman dari sebagian publik atas pernyataannya di akun media sosial pribadinya Facebook.

Dalam unggahannya, Budi Santosa Purwokartiko membahas proses seleksi beasiswa LPDP di kampus tempat ia memimpin.

Dalam proses seleksi itu, Budi Santosa Purwokartiko berperan sebagai pewawancara.

Baca Juga: Hari Raya Idul Fitri 2022 Tanggal Berapa? Simak Jadwal Sidang Isbat dan Pernyataan Kemenag

Dalam unggahannya, Budi Santosa Purwokartiko memuji para mahasiswa yang mengikuti proses wawancara tersebut. Namun, di sisi lain, ia juga menyindir kelompok mahasiswa tertentu.

Sindirannya itulah yang kemudian viral hingga pihak Institut Kalimantan (ITK) memberikan klarifikasi.

Berikut profil Budi Santosa Purwakartiko selengkapnya, dilansir Mediajawatimur.com dari situs ITK:

Baca Juga: Sejarah May Day, Hari Buruh yang Diperingati Setiap 1 Mei: Ditetapkan Konferensi Internasional Sosialis 1889

Prof. Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D dilantik menjadi Rektor Institut Kalimantan (ITK) pada tanggal 19 Desember 2018 masa bakti 2018-2022.

Ia merupakan Profesor/Guru Besar Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang lahir di Klaten, 12 Mei 1969. Bidang keahliannya di antaranya Data Mining, Optimasi dan Metaheuristik, Operations Research, Manajemen Proyek.

Ia menempuh Pendidikan Strata-1 di Institut Teknologi Bandung Program Studi Teknik Industri, Kemudian melanjutkan Pendidikan Magister dan Doktor Teknik Industri di University of Oklahoma, Norman, Oklahoma, USA.

Baca Juga: Nama-Nama 20 Pemain Timnas Indonesia di SEA Games 2021, 3 dari Persebaya

Berikut unggahan Budi Santosa Purwokartiko yang menuai konteoversi:

"Saya berkesempatan mewawancara beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri, program Dikti yang dibiayai LPDP ini banyak mendapat perhatian dari para mahasiswa. Mereka adalah anak-anak pinter yang punya kemampuan luar biasa, jika diplot dalam distribusi normal, mereka mungkin termasuk 2,5% sisi kanan populasi mahasiswa."

"Tidak satu pun saya mendapatkan mereka ini hobi demo yang ada adalah mahasiswa dengan IP yang luar biasa tinggi di atas 3.5 bahkan beberapa 3.8 dan 3.9. Bahasa Inggris mereka cas cis cus dengan nilai IELTS 8, 8.5 bahkan 9. Duolingo bisa mencapai 140, 145 bahkan ada yang 150 (padahal syarat minimum 100), luar biasa. Mereka juga aktif di organisasi kemahasiswaan (profesional), sosial kemasyarakatan dan asisten lab atau asisten dosen."

Baca Juga: Jember Festival 2022 Dimeriahkan Tulus hingga Pamungkas, Catat Tanggal dan Ketersediaan Tiketnya!

"Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa cita-citanya, minatnya, usaha-usaha untuk mendukung cita-citanya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dan sebagainya. Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati. Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit: insaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dan sebagainya. Generasi ini merupakan bonus demografi yang akan mengisi posisi-posisi di BUMN, lembaga pemerintah, dunia pendidikan, sektor swasta beberapa tahun mendatang."

"Dan kebetulan dari 16 yang saya harus wawancara, hanya ada 2 cowok dan sisanya cewek. Dari 14, ada 2 tidak hadir, jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar-benar openmind, mereka mencari Tuhan ke negara-negara maju seperti Korea, Eropa barat dan US, bukan ke negara yang orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi."

"Saya hanya berharap mereka nanti tidak masuk dalam lingkungan yang
- Membuat hal yang mudah jadi sulit
- Bekerja dari satu rapat ke rapat berikutnya tanpa keputusan
- Mementingkan kulit daripada isi
- Menyembah Tuhan tapi lupa pada manusia
- Menerima gaji dari negara tapi merusak negaranya
- Ingin cepat masuk surga tapi sakit tetap cari dokter dan minum obat
- Menggunakan KPI langit sementara urusannya masih hidup di dunia"

"Semoga tidak tercemar."

Baca Juga: Panduan Salat Idul Fitri 2022 di Balai Kota Surabaya: Tempat Parkir dan Wudhu, Pintu Masuk, dan Lainnya

Usai menuai kecaman, pihak ITK pun mengklarifikasi terkait pernyataan rektornya tersebut di laman resmi ITK. Berikut klarifikasinya:

"Terkait dengan pemberitaan tentang tulisan Prof. Budi Santosa Purwakartiko oleh salah satu media online yg kemudian tersebar ke berbagai kanal media online lainnya dan mendapat tanggapan dari para netizen, dengan ini kami informasikan bahwa, tulisan Prof. Budi Santosa Purwakartiko tersebut merupakan tulisan pribadi dan tidak ada hubungannya dengan jabatan beliau sebagai rektor ITK."

"Oleh karena itu, mohon pemberitaan dan komentar lebih lanjut baik oleh media maupun para netizen tidak mengaitkan dengan institusi ITK, dan awak media atau para netizen dpt langsung berkomunikasi dengan beliau."

"Demikian untuk mendapatkan perhatian dari media dan para netizen."***

Editor: Yuliana Kristianti

Sumber: ITK

Tags

Terkini

Terpopuler