MEDIA JAWA TIMUR - Panen pertama kopi organik ini adalah hasil kerja keras petani Lumajang yang saat ini sedang mencoba kembangkan kopi sehat.
Menurut Kepala Dinas Pertanian, Ir. Paiman, ada sekitar 25 orang petani tanaman kopi yang sudah mencoba. Ada yang berhasil, dan ada juga yang belum berhasil.
“Bagi petani yang berhasil ojok medit, yang berhasil ilmu diberikan, yang tidak berhasil ojok gengsi takon,” ujarnya dalam campuran bahasa Jawa.
Baca Juga: Masuki Panen Raya, Khofifah Siapkan Langkah untuk Pastikan Beras Terserap Baik dan Tidak Jatuh Harga
Sementara Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Lumajang Ischaq Subagio menjelaskan, kopi sehat berbasis organik ini tidak menggunakan pestisida, dan menggunakan bahan-bahan alami organik, serta pupuk organik.
Menurut Ischaq, penanaman kopi dulu 3 ons kering, sekarang diprediksi sampai 3 kg.
“Jadi ada sepuluh kali lipat, sebelum menggunakan pupuk Sari Luhur dan perawatan berbasis organik,” ujarnya.
Kalau biaya lebih murah, karena mengambil bahan dari alam jadi seperti pelepah pisang dan daun-daun, rumput-rumput perdu itu bisa kita aplikasikan, dibantu dengan dekomposer dari pupuk Sari Luhur.