Sementara itu, dengan menggunakan simulasi komputasi tekanan tinggi dan suhu tinggi berdasarkan teori mekanika kuantum, peneliti dari IGCAS dan Center for High Pressure Science and Technology Advanced Research (HPSTAR) menemukan bahwa beberapa paduan Fe-H, Fe-C, dan Fe-O berubah menjadi keadaan superionik di bawah kondisi inti dalam.
Dalam paduan besi superionik, elemen ringan menjadi tidak teratur dan berdifusi seperti cairan dalam kisi.
Sedangkan, atom besi tetap teratur dan bergetar di sekitar kisi-kisinya, membentuk kerangka besi padat.
Baca Juga: Rapper Kodak Black Tertembak Usai Hadiri Pesta Justin Bieber, LAPD Belum Lakukan Penangkapan
BTak hanya itu, juga terdapat koefisien difusi C, H, dan O dalam paduan besi superionik sama dengan dalam Fe cair.
“Ini sangat tidak normal. Pemadatan besi di batas inti bagian dalam tidak mengubah mobilitas elemen ringan ini, dan konveksi elemen ringan terus berlanjut di inti bagian dalam,” kata Prof. HE Yu, yang dikutip Mediajawatimur.com dari Scitech Daily, Kamis, 17 Februari 2022
Salah satu misteri lama tentang inti dalam adalah bahwa ia cukup lunak, dengan kecepatan gelombang geser yang cukup rendah.
Para peneliti menghitung kecepatan seismik dalam paduan besi superionik ini dan menemukan penurunan yang signifikan dalam kecepatan gelombang geser.
“Hasil kami cocok dengan pengamatan seismologi. Ini adalah elemen seperti cairan yang membuat inti bagian dalam melunak, ” ungkap SUN Shichuan dari IGCAS.